2. Welcome to Home.

9.5K 284 8
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, karena macet nya Jakarta. Akhirnya Ori berhasil membelokkan mobilnya ke dalam sebuah rumah yang terlihat minimalis dan begitu asri. Rumah bergaya Eropa namun tetap sederhana dengan Ayunan yang berada di taman depan.

Ori melihat ke sampingnya, Ara masih tertidur dan begitu pula dengan Renan. Dia pun sengaja tak membangunkan Ara karena merasa kasihan dengan wajah lelap adiknya. Sementara perlahan ia turun dari mobil dan buka pintu belakang.

"Nan, woi kebo woi bangun. Woi!" Ori menepuk pundak Renan.

"Errngghhh dah sampai mana?"tanya Renan sambil mengucek matanya.

"Rumah oon. Bangun! Bantuin gue turunin barang, Ara tidur. Mau gue gendong," ucap Ori dan membuka pintu bagasi.

Renan hanya mengangguk dan memilih turun sambil mengumpulkan nyawa nya yang masih setengah. Ori memanggil Pak Slamet satpam yang biasa membantu untuk menurunkan barang. Sementara ia berputar ke arah pintu depan untuk menggendong Ara.

"Ra?" Panggil Ori. Tidak ada perubahan sama sekali. Sepertinya Ara begitu nyaman dengan tidurnya. Ori hanya tersenyum, adiknya yang sudah 5 tahun ini tidak begitu dekat dengannya.

Adiknya, yang pergi untuk menyembuhkan luka. Meski ia tahu luka itu masih ada.

"Ara bangunin aja sih ri, berat tau gendong dia." Suara dari arah belakang membuat Ori menengok. Ternyata Renan dengan tangan yang penuh koper itu berdiri tepat di belakangnya.

"Udah sono lu duluan. Biarin aja gue gendong," ucap Ori dan mengedipkan matanya ke arah Renan.

Renan shock dengan tingkah Ori, langsung pura-pura seperti orang muntah dan berjalan menuju ke arah rumah.

"ORI HOMOOOOOOO!!!" Teriakkan Renan terdengar dari jauh. Sementara Ori yang mendengar hanya menggeleng.

Ori pun mencoba menggendong Ara ala bridal style, sepertinya benar apa yang dikatakan Renan. Adiknya yang mungil ini sangat berat. Terus ia perhatikan wajah adiknya, seandainya boleh bertukar posisi ia akan rela. Dari pada ua harus melihat adiknya termenung dengan kisah klasik yang menyakitkan.

"Ori? Ara tidur?" Suara Bunda membuat Ori mengangkat kepalanya. Ori tersenyum, sementara Bunda menghampiri Renan dan mencium pipi anaknya.

"Iya Bun, aku bawa ke kamar dulu ya." Ucapk Ori. Bunda pun mengangguk dan mengikuti Ori. Tak dipungkiri bahwa dirinya pun rindu dengan putri semata wayangnya.

"Onty?" Panggil Renan.

Bunda pun tersenyum ketika suara yang begitu ia kenal juga memanggil. Renan yang ia sudah anggap sebagai anak sendiri, meski ia tahu Renan adalah anak dari saudara suaminya. Renan yang begitu rela menemani Ara. Betapa berharganya Ara untuk dirinya.

"Renannnnn kangen ontyyyy!!!" Renan berteriak dan memeluk ibu dari Ori dan Ara itu.

"Onty juga kangen sama Renannn!! Terima kasih kamu sudah mau menjaga Ara selama di sana, bahkan sampai saat ini." Tidak tahu dari mana air matanya menetes tapi hal itu terutama karena 5 tahun anaknya tidak bersamanya.

"Onty jangan nangis," Renan mengusap air mata tante nya yang turun. "Renan sayang sama kalian semua. Renan akan merelakan apapun, asal kalian semua bahagia."

"Terima kasih." Ucap Bunda

"Terima kasih juga Onty, selalu mau Renan repotin. Bahkan Onty lebih dekat dari pada Mama dan Papa Renan." Ucap Renan dan mengecup pipi tantenya.

Dan dia pun berlalu naik ke atas, ke kamar kesayangannya. Kamar yang juga pernah ia tempati sebelum ia memutuskan melanjutkan sekolah di London bersama Ara.

*

Ara mencoba mengerjapkan mata nya. Rasanya seperti berat. Tapi nyawanya berusaha semaksimal mungkin untuk berkumpul. Tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur. Saat mata nya terbuka dengan sukses hanya ada kegelapan.

Ia mecoba meraba, sepertinya ini kasur yang sudah sangat ia rindukan.

"Ori? Renan? Bunda? Ayah?" Ara berteriak sambil memanggil keluarganya. Tapi tidak ada sahutan. Dia pun mencoba turun dari kasurnya dan berjalan ke arah saklar.

Tek.

Masih gelap. Apa sekarang mati lampu? Tanya nya dalam hati.

Ara pun mencoba berjalan perlahan, ketika ia menemukan gagang pintu. Ia coba untuk membukanya. Di luar kamarnya berada terlihat juga sangat gelap.

"BUNDA? AYAH?" Teriak Ara.

"ORI? RENANNN?"

Tidak ada sahutan. Ara pun terpaksa berjalan ke bawah, dia sangat berhati-hati dan mencoba meraba dengan pegangan tangganya. Rumahnya sangat sepi sekali.

Tapi kalau dia raba, sepertinya ada yang berbeda dengan rumah nya ini. Kakinya menyusuri cahaya temaram yang sepertinya berasal dari belakang rumahnya. Baru saja dia membuka pintu belakang

"SURPRISEEE!!!!" Teriakkan dari seluruh keluarganya dan cahaya yang kelap-kelip membuat Ara shock. Dia tidak menyangka akan menerima kejutan ini.

Bunda dan Ayahnya menghampiri dengan membawa kue. "Bun, Yah aku ga ulang tahun loh," ucap Ara.

"Selamat datang anakku, selamat sudah kembali ke rumahmu." Ucap Bunda.

Ara mengangguk tidak bisa menahan rasa harunya, ia pun menangis. Dan langsung memeluk ibu nya. Sementara Ayahnya menitipkan kue ke Ori dan memeluk Ara juga.

"Selamat datang baby girl Ayah sama Bunda."

Sementara ada Raise, Raiqe, dan kedua orang tua mereka yang juga hadir. Raise begitu nyaman bersandar pada lengan Renan. Kakak yang begitu ia rindukan.

"Sudah jangan nangis lagi. Mending kita pestaaa!!" Teriak Renan dan langsung dijewer oleh mama nya.

"Aduh aduh duh mama sakitt lepas," pinta Renan.

"Kamu ini ya bukannya terharu malah iseng," jawab mama nya. Renan pun hanya menyengir dan membuat tanda "V" dengan jarinya.

"Mending kita ceburin Ara ke kolam," ajak Ori.

Ara pun melotot seolah-olah bilang "TIDAKKKK!" Dan berusaha bersembunyi di belakang orang tua nya. Tapi apa daya, dia di tarik dengan semua saudaranya. Dan dengan mulus dia masuk ke dalam kolam.

BYURRRRR

semua keluarga tertawa sementara Ara mencak-mencak dari dalam kolam renang.

"LO SEMUA AWAS GUE BALES NTAR RENAN, ORI, RAIQ, RAISE AWAS KALIAN!!!" Teriak Ara.

Selepas itu semunya bersenang-senang, orang tua mereka memilih untuk membakar daging dan bercengkrama. Sementara 5 anak mereka asik bermain dengan Ara dan memilih ikut terjun.

Selamat datang kembali Ara, selamat datang kembali pada luka. Dan selamat datang pada masa lalu. Ucap Ara dalam hati.

—-

Finally! Alhamdulillah akhirnya dapat ide juga wkwkw.

See you next chapter 💔
-Panda

Unless YouWhere stories live. Discover now