5. MENGHINDAR ASA

5.4K 231 1
                                    

"A..raa?" Perempuan yang begitu cantik itu tidak bisa menutupi rasa kagetnya begitu melihat sahabatnya yang sudah pergi bertahun-tahun ada di hadapannya.

"Ri..ani?" Ucap Ara terbata, masih tidak bisa mengerti mengapa Riani ada di sini.

Riani pun tersenyum dan langsung berlari kecil. Dia sangat begitu merindukan temannya yang kuat namun rapuh di dalam hatinya.

"Lo kenapa ga ngabarin gue datang Ra? Gue kan bisa jemput lo."

"Gue kemarin baru datang. Dan cuman Ori aja yang jemput. Gue belum kasih tahu siapa-siapa gue datang ri," jelas Ara.

"I miss you so much my bestfriend. You look so pretty."

Riani melepaskan pelukan dengan Ara. Dan mengusap air mata yang menetes di pipinya. Begitu rindu dengan sahabatnya yang ini. Sampai tidak tahu harus bagaimana.

"You too my bestfriend."

Ara hanya tersenyum.

"Duduk sini. Kok lo ada di sini ri?" Tanya Ara dengan seribu pertanyaan yang bergumul di kepalanya.

"Ori belum jelasin ke lo?" Tanya balik Riani.

Ara hanya menggeleng, tapi ia langsung mengerti.

"Lo pacaran sama kakak gue?"

Riani tidak menjawab hanya tersenyum. Dan Ara sudah bisa mngerti maksud dari senyuman Riani.

"Kenapa Ori ga bilang sama gue ya? Lihat aja. Nanti gue balas sih. Gue jambak sekalian rambutnya."

"Hahaha, lo masih aja begitu Ra. Boleh jambak aja, gue dukung kok. Emang kadang kakak lo itu bener-bener nyebelin sampai gue ga tahu lagi harus marah kaya gimana. Atau ngambek kaya gimana biar dia ga nyebelin."

Mereka berdua pun tertawa lepas. Dan membahas hal yang tidak saling mereka ketahuin selama beberapa tahun terakhir ini. Karena Ara memang memilih untuk melepaskan semua saat ia berada di Negeri orang. Meski ia tahu hanya akan menyakiti untuk orang yang ada di sekitarnya.

"Jadi sekarang lo ga bakal balik ke sana Ra?" Tanya Riani.

"Maybe, gue udah bakal stay di sini Ri. Kasian juga Ayah sama Bunda. Bukannya udah cukup gue berkelana?" Tanya Ara balik.

Riani hanya tersenyum dan mengusap rambut sahabatnya.

"Jadi kalau lo kabur-kaburan lagi. Gue jamin, gue sama Ori bakal jambak rambut lo ini. Terus rencana lo apa sekarang Ra?"

"Gue mau cari kerja di sini. Bagaimana sama kerjaan lo Ri?"

"Yah, lo tahu. Gue sekarang coba kerja di kantor bokap. Tapi gue ngerintis dari bawah. Gue gamau aja, nanti di kantor karena di pandang sebagai anak owner bisa langsung tiba-tiba di posisi yang you know lah." Jelas Riani.

Ara hanya mengangguk. Sebenarnya juga kalau dia berencana kerja di kantor Ayahnya bisa saja, tapi entah kenapa Ara juga tidak mau langsung. Ia mau mencoba mencari kerja yang lain sendiri.

"Gimana kalau lusa lo ikut gue aja? Gue rencana mau ke kantor kakak gue. Dia kerja di Firma hukum gitu. Siapa tahu ada kenalan. Gue juga yakin, kakak gue senang ketemu sama lo. Udah lama juga kan?"

"Oke, nanti lo kabarin aja. Gue juga belum ada janji atau acara apa-apa."

Dan sambil menunggu Ori yang kembali, mereka berdua pun mengobrol kembali. Dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Begitu banyak rindu yang mereka rasakan.

*

Di tempat lain, Ori yang sudah selesai dengan memeriksa pasiennya berjalan menuju ke ruangannya kembali. Dalam hatinya, ia sudah menebak bahwa kekasihnya sudah bertemu dengan adiknya. Yah, kekasihnya yang sekaligus adalah sahabat dari adiknya. Perempuan yang berhasil buat dia menjadi 'apa adanya'.

Unless YouWhere stories live. Discover now