7. LONG TIME NO SEE

5.3K 220 2
                                    

           

Jam weker dengan motif Panda kesayangan Ara telah berdering. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Tapi bunyi itu sama sekali tidak membaut Ara terbangun. Dia merasa begitu nyenyak untuk terus tidur karena semalam baru saja movie marathon bersama dengan Renan dan Ori. Tidak ketinggalan dua sepupu yang lain Raiq dan Raise.

Tapi tiba-tiba handphone yang ia letakkan tepat di sebelah kupingnya berbunyi, mau tidak mau Ara membuka matanya. Bukan karena ia ingin bangun melainkan kupingnya yang tiba-tiba berdengung dengan ringtone yang begitu nyaring.

"hm.. siapa sih." Gumam Ara.

"Halo?"

"APRAYUNA MEDIANATA BANGUN! LO GA INGET APA HARI INI ADA JANJI SAMA GUE?!"

Ara langsung melotot begitu mendengar suara yang lagi dan lagi membuat kupingnya berdengung.

"Gue ngantuk Ri. Di tunda aja ya, semalam gue abis begadang sama anak-anak."

"Ga ada kata tunda. Cepat bangun, atau gue sendiri yang nyamperin ke rumah lo. Gue tunggu jam 9 di kafe biasa."

Klik.

Ara mendesah, belum saja ia menolak lagi Riani sudah mematikan telponnya. Dengan sangat amat malas Ara pun memilih bangun dan duduk sebentar di atas kasurnya. Tangannya begitu erat memeluk puh seakan tidak ingin melepaskan dan masih ingin masuk lagi ke alam mimpi. Tapi rasanya percuma, karena sahabatnya itu pasti akan terus meneror dia bahkan sampai ke rumahnya.

Setelah berhasil mengumpulkan nyawa sepenuhnya, Ara pun bangkit dari kasur dan masuk ke kamar mandi. Tidak seperti ritual biasanya, dia kali akan akan mandi. Karena dia baru ingat Riani akan mengajak ke tempat kakaknya untuk mencari pekerjaan. Setelah mandi pagi, ia pun memilih pakaian yang akan digunakan.

Kali ini Ara memilih kemeja hitam polos yang dipadu dengan flare skirt yang selalu jadi favoritnya yang senada dengan atasan yang dipakai. Ara memilih untuk mengeringkan rambut dengan hairdryer, tidak ingin terlalu sulit. Dia hanya merapihkan rambutnya dan menggulung asal.

Nanti baru sisiran kalau sampai di kantor, ucap Ara dalam hati.

Ia pun melirik sejenak jam dinakasnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 8, ia pun bergegas untuk turun. Tidak ketinggalan dengan membawa hand bag untuk berkasnya dan sneakers berwarna hitam. Meski hari ini dia kemungkinan besar akan bertemu untuk mencari kerja. Tapi Ara masih memilih untuk menggunakan sepatu di bandingkan dengan heels. Cukup ia bawa heels dan ditaruh dalam mobil. Hanya bila sangat diperlukan ia akan memakai.

"Loh, tumben lo bangun pagi. Mau kemana?"

Suara Renan membuat Ara menengok dan menaikkan alisnya. Bukannya Renan harus masuk kerja?

"Kok lo ga kerja nan?"

"Bolos. Ngantuk banget gue. Ini mau tidur lagi. Mau gue anterin ra?" Entah kesambet apa, Renan tiba-tiba menawarkan diri.

"Sawan lo ya. Gue bawa mobil sendiri aja. Bye!"

Ara pun bergegas untuk turun ke bawah. Renan di belakangnya hanya geleng-geleng dengan tingkah ara. Dia baik salah, dia galak salah. Gerutunya dalam hati.

"Bunda.. Ara berangkat dulu!" Teriak Ara.

Tidak ada sahutan dari dalam dapur maupun kamar Bundanya. Mungkin sudah pergi ikut dengan Ayahnya ke kantor. Seperti itulah Bundanya bagaikan permen karet. Namun Ara hanya tersenyum sendiri, seandainya nanti dia punya jodoh seperti Ayahnya.

Ara pun memilih kunci mobil dengan gantungan khas Panda. Sejujurnya dia tidak tahu apa mobil yang diberikan Ayahnya. Hanya saja semalam, Ayahnya memberikan kunci ini dan bilang bahwa mobil itu sudah terparkir manis di carport.

Unless YouWhere stories live. Discover now