Chap 3

7.2K 185 0
                                    

Aku sudah menutup mata, sudah
Menghindar, sudah berpura-pura tak lihat,
tapi dia kembali muncul,
dalam mimpi.

——-

Drttt... Drttt...

Suara dering ponsel menggema diruang sunyi. Sebuah kamar yang semula gelap gulita dan tenang kini menjadi bising seketika membuat sang pemilik kamar pun mau tak mau harus bangkit untuk melihat siapa orang yang telah berani mengganggu tidurnya itu.

Armand meraih ponselnya yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya. Nama seseorang yang akhir-akhir ini ia hindari tertera di sana, membuat Armand menghela nafas.

"Hmm." Gumam Armand kecil, mau tak mau dia pun harus mengangkat panggilan itu karena jika tidak maka bisa dipastikan ponselnya akan terus berbunyi.

"Armand__ kemana saja, kenapa lama sekali mengangkat teleponnya?"

Sekali lagi Armand menghela nafas berat, "Ibu tidak tahu ini pukul berapa?"

Ya, wanita yang tengah menelepon Armand adalah Diana Bail, ibu kandungnya sendiri.

Terdengar suara kikikan kecil dari Diana. "Ibu terlalu bersemangat menelponmu, sampai lupa melihat jam. Apa kau sedang tidur?"

"Menurut ibu?"

"Maaf jika ibu mengganggu tidur mu, tapi ibu sangat ingin memberitahu satu hal. Ibu tidak bisa menunggu sampai besok."

Armand hanya diam, tak menaggapi lebih lanjut ucapan ibunya. Matanya masih sedikit tertutup, sumpah, rasanya ia ingin kembali melanjutkan tidurnya ini.

"Kau mendengarkan ibu kan Armand?" Tanya Diana memastikan, pasalnya tidak ada jawaban sama sekali.

"Ya, aku mendengarkan. Cepat katakan."

"Ibu baru ingat, gadis itu kemungkinan tinggal bersama pamannya, adik dari ibunya."

Mata Armand langsung terbuka lebar. "Gadis siapa yang ibu maksud?"

"Gadis yang ibu suruh kau untuk mencarinya, ibu baru ingat dia masih memiliki keluarga. Adik dari Bella, gadis itu pasti tinggal bersamanya."

Armand langsung terduduk tegap, dirinya sudah tidak sesantai tadi.

"Ibu ___ jangan terlalu berharap untuk bisa menemukannya. Bagaimana jika dia sudah mati?"

Terdengar Diana langsung terkejut mendengar Armand berucap demikian.
"Jangan bicara seperti itu, ibu akan sangat sedih jika dia benar sudah tiada. Dan Bella pasti akan menagih janji ibu nanti, ibu sudah berjanji akan menjaga anaknya."

Armand mendesah berat.

"Makanya kau harus temukan dia sebelum dia benar-benar mati. Ibu tidak ingin mendengar berita kematian."

"Armand, kau akan menemukannya kan? Berjanji pada ibu."

Armand pun mengangguk, walaupun Diana jelas tak biasa melihat itu. "Ya, aku akan temukan dia."
Ujarnya. Tak ada pilihan lain selain menuruti permintaan ibunya. Saat ini inilah cara yang paling tepat untuk mengakhiri pembicaraan mereka.

"Ku tutup, aku mau melanjutkan tidur."

"Ya, tidurlah yang nyenyak."

Sambungan itu pun akhirnya berakhir. Armand menghela nafas, sekarang dia jadi tidak bisa tidur. Jam baru menunjukkan pukul 3 dini hari masih ada waktu sebelum dia bekerja, tapi Armand tipe orang yang sulit untuk kembali tidur setelah terbangun.

The Billionaire PrisonTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon