Chap 20

3.6K 101 1
                                    

[Warning- akan ada adegan 18+ ya, tapi sedikit doang kok, karena aku juga gak terlalu bisa bikinnya.]

.
.
.




-one step closer to suffering-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-one step closer to suffering-


————


Mobil yang Matt kendarai akhirnya berhenti di pekarangan rumah. Anna yang sempat tertidur pun langsung terbangun. Tangannya bergerak mengucek kedua matanya akibat cahaya matahari yang menusuk penglihatannya.

"Kita sudah sampai Miss." Matt melirik ke arah Anna lalu kemudian turun dari bangkunya untuk membukakan pintu untuk Anna. Padahal dia tidak meminta sama sekali untuk diperlalukan seperti ini, bahkan dia sudah melarangnya tapi entah kenapa Matt terus melakukannya.

Anna berjalan masuk menuju rumah. Melihat sekilas beberapa penjaga yang terlihat sibuk dengan tugas mereka. Mereka tersenyum menyapa Anna dan Anna pun membalasnya dengan senyuman kecil.

"Sudah sampai?"

Suara bariton muncul dari arah samping. Anna menoleh mendapati Armand yang duduk di sofa ruang tamu. Anna memandangi gaya busana Armand yang terlihat santai, hanya menggunakan kemeja lengan pendek berwarna army dengan celana cokelat, sangat berbeda dari biasa. Apa ini hari libur? Kenapa siang-siang begini dia ada di rumah?

Armand pun bergerak mendekat karena Anna masih saja diam di tempat. Tidak berniat menjawab atau bahkan melangkah maju.

"Menyenangkan, bertemu mereka?" tanya Armand tak minat.

Anna memutar matanya jengkel. Dia tahu kalau Armand sedang menggodanya. Armand jelas tahu bagaimana buruknya hubungan antara dia dengan Daniel.

"Sangat menyenangkan." Anna ikut mengikuti permainan Armand.

Anna melihat Armand yang mengangguk. Tak berniat menanyakan lebih lanjut. Anna sedikit merasa bersyukur melihat ternyata dirinya dan Armand bisa bicara sesantai ini. Ya biarpun ucapannya masih sama menyebalkan.

"Rupanya kau cukup bisa memanfaatkan kesempatan. Kau mengeluarkan 200 dolar dalam sekejab." Sindir Armand lalu melihat wajah Anna yang memerah.

"Aku hanya membeli hadiah. Ku yakin itu tidak akan membuatmu miskin."

"Tenang saja, uang sekecil itu biasa aku dapatkan dalam dua detik." Ucap lelaki itu enteng.

"Ha ha ha... kau sungguh lelaki yang kaya raya."
Tawa Anna keluar mendengar lelaki itu bicara dengan sangat santai. Tawa seolah mengejek, tapi Armand jelas tak peduli soal itu.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now