꧋ꦮꦪꦁꦏꦸꦭꦶꦠ꧀

53.6K 2.7K 160
                                    

"Wayang kui tontonan sing kebak tuntunan lan tatanan kang sarwo tumata."
-WedarJawi-

"Bahkan saat jarimu tertusuk sebuah jarum, ada dosa yang saat itu Allah hapuskan. Percayalah, tidak mungkin Allah memberimu musibah atau rasa sakit kecuali ada kebaikan di dalamnya."

📖

________________

Meskipun terlihat sangat menyeramkan, namun Haesa tetap bersikap seolah tidak takut apa-apa, saat melewati koridor sekolahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Meskipun terlihat sangat menyeramkan, namun Haesa tetap bersikap seolah tidak takut apa-apa, saat melewati koridor sekolahnya. Waktu maghrib hampir tiba, membuat sekolah yang biasanya ramai kini begitu sepi.

Berusaha membuang pikiran negatifnya, cowok tanpa almamater itu melangkahkan kaki jenjangnya menuju XI-FirstClass yang ada di lantai dua.

Pintu setiap kelas yang terbuat dari kaca, membuat netra cowok itu bisa dengan mudah melihat keadaan setiap kelas yang begitu gelap. Tak ada pencahayaan apapun di dalam kelas, kecuali pantulan cahaya dari luar.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya Haesa sampai di kelasnya. Tak ingin membuang banyak waktu, Haesa dengan segera melangkahkan kakinya masuk, kemudian mengambil tasnya, tas Nataniel, juga tas Elzan yang tadi tertinggal dalam kelas.

Teringat sesuatu, Haesa pun memutuskan untuk berjalan ke arah lokernya terlebih dahulu. Cowok itu berniat mengambil barang yang beberapa hari ini dirinya simpan di loker. Namun, tepat saat Haesa membuka loker, suara ketukan tiga kali yang entah dari mana asalnya, membuat cowok itu terkejut.

"Sopo kui?" monolog Haesa, sambil memperhatikan sekitarnya. Namun nihil, tak ada siapapun di sana.

(Siapa itu?)

Berdecak malas, akhirnya Haesa memilih untuk menyalakan lampu kelas terlebih dahulu. Jika biasanya, saklar lampu kelas berada di dekat pintu, maka berbeda dengan SHS. Saklar lampu ruang kelas di sekolah itu terletak di belakang pojok kelas.

Setelah menyalakan lampu, Haesa kembali melirik sekitarnya. Merasa aman, cowok itu kembali berjalan menuju lokernya, kemudian mengambil barang yang tadi dirinya ingin ambil.

Namun, setelah Haesa mengunci lokernya, suara ketukan itu kembali terdengar.

"Sopo seh? Ojo ngganggu po'o!" dumelnya, marah.

(Siapa sih? Jangan ganggu dong!)

Namun bukannya hilang, suara ketukan itu malah terdengar semakin jelas, seperti ketukan berjalan. Hal itu tentu saja membuat Haesa semakin takut. Dada cowok itu bergemuruh, serta bulu kuduknya yang mulai berdiri.

ZFC (Kita Semua Berhak Sembuh)Where stories live. Discover now