ꦱꦸꦱꦸꦏ꧀

21K 1.3K 95
                                    

"Urep iku mati, mati iku sejatine urep."
(Hidup itu mati, mati sejatinya hidup.)

___________

___________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sesuai rencana mereka tadi siang. Malam ini, semua anak XI-FIRSTCLASS sudah berada di rumah sakit, kecuali ZFC. Mereka semua siap meruqyah Bu Lina. Selain itu, tadi Elzan juga sudah memberitahu bahwa akan ada temannya yang kesini ikut membantu membacakan doa untuk Bu Lina.

Rencana mereka sejauh ini berjalan dengan lancar. Terlebih lagi, Izana juga memberi tahu mereka bahwa dia sudah mendapat izin dari Pak Tambita. Memang, mulut buaya Izana sepertinya sangat manjur untuk membujuk pria paruh baya itu.

"Langsung mlebu ta iki?" Tanya Meyna. Gadis itu menatap sekeliling, masih banyak sekali satpam yang menjaga di sekitar sana. (Langsung masuk nih?)

"Sek, ngenteni ZFC sek!" Cegah Haesa. Cowok itu mencoba menghubungi Izana sedari tadi. Namun tidak ada jawaban sama sekali. (Bentar, tunggu ZFC dulu!)

Beberapa satpam terlihat mengawasi keadaan mereka di sana, namun tak ada satu orang pun yang bertanya untuk apa mereka di sana.

Berbeda dengan biasanya yang penuh canda tawa saat bersama, semua anak XI-FIRSTCLASS kini terlihat sangat canggung. Sejak tadi pagi, Aldian mendadak bergabung dengan mereka. Cowok itu bersikap sok akrab sekali, menganggap seolah-olah dirinya dan yang lain tidak pernah punya masalah. Termasuk pada Ivena juga. Cowok itu menjadi sok perhatian, membuat tanduk di kepala Nataniel rasanya ingin keluar.

"Tujuan awakdewe ruqyah Bu Lina opo emange, Sa?" Tanya Aldian. Membuat mereka semua langsung menatap Haesa. (Tujuan kita ruqyah Bu Lina apa emangnya, Sa?)

"Ben ndang mati," jawab Haesa sekenanya. Membuat mereka semua melongo. (Biar cepat mati,)

"Uwong pengen urep kok malah dipateni, opo gak saake keluargane?" Tanya Aldian. Bukan apa-apa, tapi kehilangan keluarga itu berat. Mereka belum tentu kuat, biar Aldian saja. (Orang pengen hidup kok malah di bunuh, apa nggak kasihan keluarganya?)

"Meneng'o po'o, rek! nyocot ae," kesal Jimin. Mungkin, jika ada Atnan habis sudah Aldian ini. (Diam guys! Ngomong terus,)

"Bukane ngono, Min. Tap----" (bukan begitu, Min. Tap----)

"Halo, Za! ning endi awakmu?" (Halo, Za! Dimana kamu?)

Suara Haesa yang menerima panggilan memotong ucapan Aldian.

"Neng dapur rumah sakit, mrene'o!" (Di dapur rumah sakit, sini!)

ZFC (Kita Semua Berhak Sembuh)Where stories live. Discover now