ꦩꦠꦶ

29.4K 1.8K 67
                                    

"Sebaik-baiknya kemarahan adalah memilih diam tanpa melukai perasaan orang lain dengan lisan."
ZFC

______

"Kematian itu pasti, tanpa notifikasi."

📖

________

Tidak perduli namanya sudah tercatat di buku merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak perduli namanya sudah tercatat di buku merah. Haesa, dengan bengisnya tetap menghajar Atnan setelah Bu Lina keluar dari kelas saat jam istirahat tadi. Membuat keributan yang sempat terhenti kini semakin ricuh.

"Kon nduwe utek opo ora jane Nan? tego kon ambek koncomu dewe," (kamu punya otak apa enggak sih Nan? Tega kamu sama temanmu sendiri,)

"Opo salah.e Lalisa Nan? Opo?" (Apa salahnya Lalisa Nan? Apa?)

Tangannya mengepal, berniat menghajar kembali tubuh Atnan, namun dengan cepat Izana menariknya.

Bukti yang telah Haesa temukan berupa kartu pelajar Atnan serta kain kafan lusuh itu, kini sudah berserakan disamping Atnan yang babak belur.

Sedari tadi, Atnan memang tidak melawan Haesa sama sekali. Cowok itu hanya diam dengan tangan berusaha menutupi bagian tubuhnya yang dipukuli Haesa.

"Aku gak ndenger opo-opo Sa...." lirihnya dengan suara tercekat. (Aku nggak tau apa-apa Sa...)

Dada cowok itu terlihat naik turun, seperti menahan sesak akibat pukulan bertubi-tubi dari Haesa.

Perlu diketahui, Pukulan pada rongga dada dapat menyebabkan kerusakan pada paru. Kerusakan tersebut dapat berkisar dari memar pada paru (kontusio paru), sampai robekan pada paru. Pada kasus yang berat, pasien dapat mengeluh adanya batuk darah dan sesak napas.

"Mbujuk! Buktine kabeh wis jelas Nan." Tekan Haesa yang tampak tidak perduli sama sekali dengan Atnan. (Bohong! Buktinya semua sudah jelas Nan.) Bagi Haesa, jika penjahat mengakui kejahatannya dengan mudah, maka penjara pasti sudah penuh.

Semua penghuni kelas yang menyaksikan kejadian itu, hanya bisa diam tanpa mengeluarkan pendapat apapun. Kejadian ini terjadi begitu cepat, membuat mereka semua kesulitan untuk berpikir secara jernih.

"Tapi aku tenan gak ngerti opo-opo Sa," jawab Atnan lagi, yang tetap teguh pada pendiriannya. (Tapi aku beneran enggak tau apa-apa Sa,)

Kita sebagai manusia memang punya hak untuk melindungi diri kita masing-masing. Namun masalah benar atau tidaknya, kebenaran itu pasti akan terungkap seiring berjalannya waktu. Jadi, akan lebih jika kita menjadi manusia yang berlapang dada. Siap mengakui kesalahan yang sudah kita perbuat. Karena Sebaik-baiknya manusia ialah dia yang mau bersikap jujur.

ZFC (Kita Semua Berhak Sembuh)Where stories live. Discover now