꧋ꦏꦺꦱꦺꦲꦠꦤ꧀ꦩꦺꦤ꧀ꦠꦭ꧀

32.6K 1.9K 82
                                    

"Seseorang yang sudah menemukan titik kehampaan dunia, pasti akan menjalani kehidupannya tanpa ambisi. Bersikap seadaanya dan sewajarnya terhadap apapun."
-ZFC-

"Rumahku dulu pernah rapi, hingga akhirnya ada dua orang yang bertengkar, ditambah lagi dengan kemunculan orang yang sangat egois. Membuat seisi rumah hancur berantakan, dan tanpa sadar, ada jiwa yang mereka lukai."
-Bumantara Ivena-

________

📖

*Jangan lupa follow!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Jangan lupa follow!!!

Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Memang betul, Aldian sangat paham dengan hal itu. Namun, mengapa saat Ibunya yang pergi, Aldian malah merasa sangat tidak ikhlas, padahal Aldian jelas tau, bahwa Ibunya adalah milik Allah dan pasti akan kembali kepada Allah.

Berusaha menguatkan diri sendiri, dengan perasaan yang masih terasa sesak. Cowok dengan setelan serba hitam itu kemudian turun ke liang lahat. Siap menerima tubuh Ibunya yang akan dikebumikan.

Teringat kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib, beliau adalah orang yang sangat kuat. Terbukti saat perang Khaibar, beliau merobohkan gerbang benteng Khaibar dengan tangannya tanpa bantuan siapapun. Namun, ketika mengangkat jenazah istri tercintanya, ia berkata "tolong bantu membawanya."

"Ikhlasno nggeh le," ucap Pak Tio, menepuk pelan pundak rapuh di sebelahnya itu. (Ikhlaskan ya nak,)

Mengangguk mengiyakan, menghapus air matanya dengan tangan kanan. Aldian, kemudian mendongak, menatap langit pagi Surabaya yang terlihat sedikit mendung.

"Ya Allah, kuatno atiku Ya Allah. Ikhlasno atiku." batin cowok itu, kemudian menerima tubuh Ibunya. (Ya Allah, kuatkan hatiku, Ya Allah. Ikhlaskan hatiku.)

Ivena, gadis bergamis hitam serta hijab warna senada itu, hanya bisa menatap Aldian dengan tatapan sendunya. Bersama Ayah tiri serta Ibu kandungnya, Ivena hari ini menghadiri pemakaman Ibu-Aldian.

"Mari iki, ayo cepet muleh. Bapak iseh ono urusan," bisik Ayah tiri Ivena, Pak Syahrul pada sang istri. (Setelah ini, ayo cepat pulang. Bapak masih ada urusan,)

Mendengar ucapan sang suami, Bu Ika hanya bisa mengangguk setuju. Sebenarnya, tadi memang Ayah tiri Ivena tidak berniat datang kemari, namun karena Ibu-Ivena memaksa, jadilah mereka datang kemari. Percayalah, meskipun Ibu-Aldian semasa hidupnya sangat membenci Ibu Ika, namun wanita paruh baya itu tidak pernah membenci Ibu-Aldian sama sekali. Melihat kondisi Ibu-Aldian yang sangat tidak baik, membuat hati wanita paruh baya itu merasa iba. Namun, untuk memberikan suaminya kembali, Ibu Ika benar-benar tidak sanggup.

ZFC (Kita Semua Berhak Sembuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang