Chapter 4: Recap

740 99 0
                                    

Berapa malam sudah kulalui tanpa beristirahat?

Entahlah, aku sudah lelah menghitungnya, entah itu sudah puluhan atau ratusan kali atau bahkan ribuan kali, aku tidak lagi memerdulikannya.

Terjebak dalam paradoks waktu yang terus berulang dan terus berulang tanpa ada akhirnya. Berapa kali lagi aku harus menyaksikan kematiannya di depan mataku? Hati ini tidak mampu lagi menahannya. Seakan ingin hancur berkeping-keping dan diterbangkan bagai debu. Hal itulah yang kurasakan saat ini.

Rasa putus asa menghantuiku. Menarikku semakin dalam ke dalam jurang gelap tak berujung. Apa hanya sebatas ini yang bisa kulakukan? Apa aku hanya bisa membiarkan melihat semesta menghapusnya dari dunia ini dengan cara yang keji? Sudah cukup, aku sudah tidak tahan.

Aku tak lagi bisa memastikan sampai kapan aku bisa menahan kewarasanku ini. Tak ada orang yang cukup tangguh untuk melihat adegan memilukan berkali-kali di depan matanya. Tak ada seorangpun, bahkan pikiranku sekarang ini hampir rusak.

Di setiap kejadian, sensasi kematiannya terus terpatri dalam setiap indraku. Aku masih bisa mengingat hangatnya darah yang mengalir dari perutnya. Ngilunya suara dari tulangnya yang patah. Menyengatnya aroma dagingnya yang terbakar.

Semua ini membuatku gila.

Setiap kali harapanku muncul. Semesta selalu membalikkan keadaannya dan membuatku kembali putus asa. Ketika kucoba metode yang sama dengan metode yang hampir sukses sebelumnya. Justru kematian Yuuko jauh lebih menyakitkan daripada sebelumnya.

Aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkannya. Tapi sekalipun aku menyerahkan segalanya dia tetap tidak bisa diselamatkan.

Apakah harus kuakhiri saja cerita tak berujung ini? Bukankah dengan begitu jiwa Yuuko akan lebih tenang? Bukankah dengan begitu dia terselamatkan?

Lagipula pasti merepotkan bagi malaikat di sana, mencabut dan mengembalikan nyawa Yuuko berkali-kali karena keegoisanku semata. Kupikir mengakhirinya adalah suatu pilihan yang tidak bisa kuabaikan.

"Kalau itu terjadi, aku akan terus mengulanginya hingga keinginanku terwujud. Tidak peduli semustahil apapun untuk melakukannya, aku akan tetap berusaha sampai akhir."

Saat itulah kuingat kata-katanya. Jawaban yang diberikannya ketika dia membantu menghilangkan keraguanku.

Ya, dia benar. Sekali lagi aku tersadarkan dari hutan gelap menyesatkan bernama keraguan ini. Jika dia memang sangat berharga bagiku, aku harus mampu mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkannya. Dan mempertaruhkan segalanya juga berarti mempertaruhkan waktu ini, jiwa ini dan juga raga ini.

Keraguanku telah hilang. Kini kubangkit kembali dengan penuh harapan. Tidak ada yang mustahil di dunia ini.

Aku hanya harus berusaha lebih keras, dan berusaha lebih keras lagi. Tidak peduli akan menghabiskan jutaan atau bahkan milyaran kali pengulangan. Aku tidak boleh berhenti di sini saja.

"Tunggu aku Yuuko. Akan kuselamatkan kau."

Reset ButtonWhere stories live. Discover now