9. kecelakaan

45 50 7
                                    

Hidup maupun mati hanya tuhan yang tau
Kita hanya mengikuti alurnya saja

______________________________________

Jelita sudah siap untuk balapan, sekarang dia sudah di lokasi balapan tersebut. Jelita sempat beradu mulut semalam dengan kakak nya, karena Vino mendengar pembicaraan mereka di Caffe semalam. Ternyata Vino juga berada di Caffe tersebut.

Dari kejauhan sudah nampak Salsa dengan teman-temannya. Dia berhenti tepat di hadapan Jelita, menampakkan wajah songongnya yang menyebalkan.

"Masih punya nyali ya lo buat balapan lagi." Ucap Salsa meremehkan.

"Lo pikir gue pengecut yang kalah sekali udah berhenti?" Jawab Jelita sinis.

"Nggak usah banyak basa-basi lagi, sekarang kita mulai aja balapan nya." Tengah Aurel.

Mereka pun bersiap di posisi masing-masing. Setelah hitungan ke 1 deru motor mereka sudah memekakkan telinga, penonton bersorak heboh.

Jelita tinggal sekitar 10 meter dibelakang Salsa, itu membuat Salsa tersenyum miring. Dia sudah yakin kali ini Jelita pasti kalah lagi. Dan dia akan mempermalukan Jelita untuk kedua kalinya.

Tapi tentu saja itu belum tentu, karena Jelita sudah berada tepat disampingnya.

"Sial, ternyata dia bisa ngejar gue. Kenapa juga gue lengah." Umpat Salsa kesal, takut karena sudah meremehkan Jelita.

Sekarang Jelita sudah mendahului Salsa, tinggal 100 meter lagi Jelita semakin menaikkan kecepatan motor nya. Begitu pun dengan Salsa dia tidak akan membiarkan Jelita menang, dia tepat berada di belakang Jelita. Dia sengaja menendang motor Jelita supaya oleng, agar dia bisa mendahului Jelita.

Jelita yang mendapatkan tendangan tersebut, tidak bisa menyeimbangkan badannya. Motornya pun oleng dan kepalanya terbentur ke aspal. Salsa tersenyum licik karena berhasil memenangkan balapan itu.

Aurel yang masih tertinggal dibelakang terkejut melihat adegan di depannya. Jelita tidak sadarkan diri karena kepalanya mengeluarkan banyak darah. Aurel langsung turun dari motornya, lalu memberi umpatan-umpatan kepada Salsa.

"Maksud lo apa bangsat! Lo kalo takut kalah jangan curang gini. Liat kan apa akibat dari perbuatan lo!" Aurel menunjuk wajah Salsa dengan jarinya.

Dengan santai Salsa menjawab, "ngapain nyalahin gue? Ini murni kecelakaan, nggak ada sangkut pautnya sama gue."

"Nggak usah ngelak deh lo, gue liat kaki lo nendang motor Jelita. Tanggung jawab lo sama semua ini." Aurel sangat kesal dengan kecurangan ini. Dia mengeluarkan ponselnya lalu menelpon Ambulans.

"Gue nggak mau tau, Salsa nggak sah memenangkan balapan malam ini. Ini curang, dia bikin Jelita celaka." Teriak Aurel di depan semua orang.

"Sorry ya Sal, lo kalah dalam balapan ini. Lo main curang, Jelita celaka gara-gara lo." Ucap Citra.

"Ngapain jadi gue yang kalah, udah jelas si Jelitanya kecelakaan sendiri." Salsa tidak terima dengan keputusan bahwa dia kalah. Kan rencana nya bikin Jelita jatuh biar dia menang.

"Terserah lo mau bilang apa, intinya lo kalah lo pengecut. Bisanya cuma main curang." Sinis Aurel.

Tidak lama mobil Ambulans datang. Mereka mengangkat Jelita ke dalam Ambulans itu. Jelita segera di bawa ke rumah sakit, supaya cepat di tangani dokter.

Sambil menunggu Jelita yang sedang di periksa dokter, Aurel menunggu diluar ruangan bersama dua sahabatnya.

"Kita nggak ngabarin keluarga Jelita nih? Ntar kalo mereka panik karna Jelita belum pulang gimana?" Tanya Fania.

"Barusan gue mau nelfon mamanya tapi malah kelupaan. Yaudah gue telfon dulu deh."

"Hallo tante, ini Aurel temen Jelita."

"Iya ada apa rel? Jelita sama kamu kan?" Tanya Mama Jelita di seberang.

"Ini aku mau ngomong tan, Jelita kecelakaan tan." Ucap Aurel takut-takut.

"Apa? Kamu nggak lagi becanda kan? Kenapa Jelita bisa kecelakaan?"  Tanya mama Jelita tidak percaya.

"Sekarang Jelita di rumah sakit mana?"
Aurel menyebutkan nama Rumah sakit tersebut.

Tidak berselang lama dokter keluar ruangan setelah memeriksa Jelita. Mama, papa dan Vino sudah berada di sana.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya mama khawatir.

"Anak ibu mengalami pendarahan ringan di kepalanya, beberapa jam lagi dia akan sadar."

"Anak saya tidak akan kenapa-kenapa kan dok?"

"Iya, ibu dan bapak tenang saja. Kami akan menangani pasien dengan baik." Ucap dokter tersebut, lalu pamit ke ruangannya.

"Pa, mama takut terjadi sesuatu sama anak kita pa." Tangis mama pecah di pelukan papa.

"Tenang ma, dokter kan sudah bilang kalau Jelita tidak luka parah." Papa mengelus punggung istrinya untuk menenangkan.

"Eh kok bisa Jelita kecelakaan gini?" Tanya Vino pada sahabat Jelita.

"Itu, anu eh kak lo jangan marah ya?" Kata Aurel takut-takut.

"Iya, gue nggak akan marah kalo alasannya logis."

"Aurel ikut balapan, terus.." ucapan Aurel terhenti oleh ucapan Vino.

"Padahal kalian udah tau gue larang Jelita balapan, kenapa kalian biarin dia ikut?" Tanya Vino marah.

"Ya mau gimana lagi kak, dia yang maksa kok."

"Argh, kalo mama sama papa nanya gue bakalan jawab apa?" Ucap Vino pusing.

"Mending jujur aja deh kak, supaya ntar Jelitanya dimarahin. Kan dia bisa berhenti balapan." Saran Cerry santai.

'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'

I am back, setelah sekian lama nggak update.
Kemaren itu aku lupa alur cerita nya, jadi males mau lanjut lagi.
Tapi semalam aku baca ulang, dan dapat ide lagi.

Happy Reading Guys!

Gimana libur panjangnya?
Kalian liburan dirumah, main sendiri, atau main bareng keluarga?
Kalo Kau sih Rebahan aja sambil ngehalu haha

Gimana Raport kalian? Bagus nggak hasilnya? Semoga bagus ya.

And always excited🤗

28-Juni-2021

Hampir 1 tahun aku nggak update 🤣

COLD GUYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora