5 - Perihal luka

558 208 68
                                    


Things that were originally good can also change at any time.

.

Hening, malam yang tetap sama seperti sebelum-sebelumnya. Kanaya di rumah sendirian, Maheswara--sang Ayah, selalu pulang tengah malam.

Bahkan nyaris tidak pulang sama sekali, keadaan berubah begitu tragis. Karena sebuah kesalahan seseorang, sialnya orang itu justru orang paling berharga dalam hidup Kanaya dan tidak mungkin Kanaya tinggal, adalah Reyga Ganendra.

"Ayah tidak akan pernah memaafkan anak tidak tahu diri itu, ingat, sampai kapanpun tidak akan pernah!!"

Kanaya duduk termenung menghadap jendela kamar, atmosfer yang kondusif membuat suara menusuk dari Ayah jadi melintas di kekosongan.

"Nay, lo gaakan ninggalin gue kan?"

"Jujur, akhir-akhir ini gue takut Nay, banyak banget hal yang ngeganggu konsentrasi gue."

"... terutama soal―"

"Sudah dua kali Kanaya!!" bentak Ayah, penuturan beliau mengarah pada Reyga. "Dua kali kecerobohan yang dia perbuat, pertama ke kamu, kamu sampai masuk rumah sakit dan mengalami kehilangan banyak darah, dan kedua.."

Jeda. Ayah mengusap wajah, tenggorokan terasa getir, berat untuk melanjutkan perkataan lagi.

Brak!

Ayah memilih membanting pintu kamar, Kanaya yang berada di ambang pintu otomatis bergerak mundur, setelah terperanjat.

Kanaya memejamkan mata.

"Lo harus inget, kesalahan itu juga bukan kemauan lo Rey, lo juga hancur di sini. Gue udah ikhlas, kita cuma manusia yang selamanya ga bakalan bisa menentang takdir kan?"

"Jadi gue mohon.." Kanaya merapikan rambut Reyga yang berantakan. "Lupain hal yang bikin kita sakit, gue mau kita sembuh sama-sama."

"Lo terlalu baik Nay."

"Gue gaakan pernah benci ke sahabat gue sendiri."

.

Setidaknya ingatan itu yang menguasai Kanaya sebelum dering ponsel menginterupsi tiba-tiba.

"Reyga?"

Nama yang tertera di layar ponsel, Kanaya menarik napas dan mengangkat panggilan ini.

"Rey? kenapa?"

"Waalaikumsalam, udah makan? gue feeling lo nakal.."

"Maaf, assalamualaikum kak Reeyy!!"

Terdengar kekehan kecil Reyga di seberang sana. "Waalaikumsalam tuan putri, udah makan? nakal ngga?"

"... nakal gimana?" Kanaya berdesis.

"Nakal pokonya."

"Gaada ya, ngarang mulu kaya penulis."

"Nay, gausah bandel ntar lo maag lo kambuh."

REYGA [REVISI]Where stories live. Discover now