REYGA [REVISI]

16 - abu-abu dan keributan [REVISI]

babe, bintangnya dulu ya biar ga lupa hehe.

note: baca pelan-pelan, karna, terburu-buru itu ga baik😁

Continuation of part a few days ago.

"Gue gendong lo ke UKS deh... atau, ke rumah gue aja gimana? kebetulan rumah gue lagi sepi," ujarnya, terselip nada tidak sopan di kalimat tersebut.

Kanaya menepis kasar. "Makasih, tapi gue ga butuh bantuan lo, gausah kurang ajar."

Valter terkekeh mengejek. "Mulut lo minta gue bungkam?!!"

"Bibir lo... sexy jugaa," lanjutnya.

Kanaya mendelik. Valter tertawa, sembari melangkah maju―detik itu juga Valter kembali mencekram kasar dagu Kanaya, membuat Kanaya kini mendongak.

"Gausah munafik deh Nay!"

Bugh!!

Atmosfer mencekam.

Valter terjerembab di lantai begitu mendapat serangan dari samping secara tiba-tiba. Valter meringis saat merasakan anyir di sudut bibir, pandangannya naik, menatap sang pelaku.

―bisa ia lihat di mana kini Reyga tengah berdiri di hadapannya dengan sorot menajam, serta, tangan yang terkepal kuat.

Kanaya membelalakkan mata kaget. Cewek ini refleks menahan Reyga segera, membuat Reyga melirik singkat.

"Rey, gausah diladenin―"

"Minggir Nay!"

Reyga bisa melihat Kanaya menggeleng dari sudut matanya, Reyga menghela. Kanaya lantas bergerak menarik dagu Reyga ke arahnya. Reyga sedikit tersentak, namun, perlahan menatap cewek ini lekat.

"It's no use, the important thing is that i'm okay." Kanaya ganti mengusap dada Reyga guna menyalurkan ketenangan. "Jangan emosi Rey...."

Reyga menggenggam tangan Kanaya, memberhentikan aktivitas Kanaya barusan. "Lo gapapa?" dia bertanya, sembari tanpa sadar mengecup punggung tangan cewek itu.

―Kanaya meneguk saliva sebagai respons, kala tubuhnya merasakan sentuhan tiba-tiba dari seorang Reyga Ganendra.

"Muka lo pucet banget," lanjut Reyga rendah, mengusap lembut wajah Kanaya. "Balik aja ya? tapi nanti, setelah gue selesai kasih pelajaran sama cowok yang udah coba berani macem-macem sama lo kaya tadi!"