Bab 7 :: Misi Penyelidikan

1.9K 219 6
                                    



~~~*~~~

Tidak seperti biasanya, Alkan yang jarang sekali manja, terlebih sampai mengganggu Rachel di kamarnya. Cowok itu terus menggerutu dan ngomel tidak jelas tentang bagaimana hidupnya nanti tanpa kehadiran Rachel. Jelas saja, dia adalah anak paling bontot di keluarga ini, terlebih mereka baru saja ketemu setelah beberapa tahun berpisah. Dan kini, Alkan harus merelakan kembali Kakak yang paling dia sayangi itu menikah dengan sosok pria dewasa yang belum lama mereka kenal.

"Kaakk, Kakak serius mau nikah? Apa Kakak nggak kasihan sama Alkan?" Rengeknya yang entah keberapa.

Rachel yang selesai menyisir rambutnya itu berbalik dengan mata menyipit ke arah Alkan yang duduk di atas kasurnya.

"Kamu ini, bersikap seolah besok Kakak bakal mati."

"Kakakkk!"

"Kakak cuma mau nikah aja, besok kan masih bisa ketemu. Kakak juga bakal sering sering main ke sini. Kamu nggak perlu khawatir.." jelas Rachel, yang entah kesekian kalinya.

Alkan mendengus kesal, memanjangkan kakinya dan menghentakkan kaki itu di atas lantai sambil terus menggerutu.

"Baru aja Kakak balik dari kuliah, masa udah pergi lagi, sih.." gerutunya tak habis habis membuat Rachel bangkit berdiri dengan senyum di wajahnya.

Gadis itu berjalan mendekat ke arah Alkan, memeluk adik laki-lakinya, yang sejujurnya sekarang lebih tinggi dari tubuhnya.

Alkan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang milik Rachel dengan sayang. Ia juga menyandarkan kepalanya dengan manja.

"Kamu sesayang itu ya sama Kakak?" Pertanyaan itu sontak membuat Alkan membulatkan matanya. Melihat ekspresi wajah Alkan membuat Rachel terkekeh geli.

"Kenapa harus tanya pertanyaan bodoh macam itu, sih Kak? Kayak nggak ada pertanyaan lain."

"Hehehe, Kakak cuma penasaran aja. Emang kamu sesayang itu ya sama Kakak?" Ulang Rachel, untuk mendapatkan jawaban dari Alkan.

"Ibarat Kakak nanya, cangkang bekicot warnanya apa? Jelas jawabannya cuma ada satu di seluruh dunia, warna coklat."

Jawaban Alkan membuat Rachel mengusap rambut adiknya gemas.

"Iyaa.. iyaaa.. Kakak tau kok, kamu emang sayang banget sama Kakak.." ucapnya geli membuat Alkan melepaskan pelukan tubuh mereka.

"Hiih, manusia super duper PD. Nggak Kakak, nggak Papa Gideon, kalo satu darah emang gitu ya?" Heran Alkan dengan mulutnya yang komat kamit.

"Jangan salah, kamu juga keturunan Papa Gideon. Kamu juga suka komat kamit kaya Papah.."

Alkan memajukan bibirnya tidak suka mendengar ucapan Kakaknya.

"Bibirnyaa.. okedeeh.. okee jangan gitu dong. Sini peluk Kakak."

Tiba tiba Alkan mengejutkan Rachel dengan melepaskan pelukan mereka lagi. Wajahnya tampak serius, dengan kedua tangan mencengkram lengan Rachel.

"Kenapa?"

"Kakakk, apa Kakak nggak penasaran?"

Rachel mengerutkan keningnya bingung. "Penasaran apa?"

"Sama calon Kakak Ipar? Apa Kakak nggak pengen tau?"

"Maksud kamu?" Tanya Rachel yang lagi-lagi tidak mengerti maksud Alkan.

"Kita pergi ke Rumah Sakit Candra Mulia, yuk! Kita lihat gimana Kakak Ipar kalo kerja. Sekaligus, Kakak pasti penasaran, kan gimana Rumah Sakit milik keluarga Candra?"

Unexpected MarriedWhere stories live. Discover now