Bab 14:: Shocking Honeymoon

3.4K 244 67
                                    

Gatau mau ngomong apa, intinya selamat membaca🤍

***

"Jangan menggerutu begitu, kita sudah ada di pesawat."

Rachel menguap lebar tanpa peduli lirikan dari penumpang lain yang melihatnya. Gadis itu memposisikan dirinya senyaman mungkin untuk duduk di sebelah Nicho.

"Gimana nggak kesel? Ini namanya shocking honeymoon. Gimana kamu bisa lupa ngasih tahu aku kalo ternyata paket honeymoon yang terlanjur kamu booking itu bukan untuk tiga hari, tapi satu minggu?"

Nicho tidak melirik sama sekali ke arah Rachel, ia masih sibuk membolak balikkan majalah di hadapannya.

"Lagi pula kan aku tidak tahu kalau ternyata Papa dan Mama memberi cuti terlalu lama. Memang rencana awal untuk ini satu minggu, tapi karena kendala dan sebagainya aku berencana meringkas hari menjadi tiga hari saja. Tapi ternyata orang tuaku tidak setuju." Nicho berusaha menjelaskan sebisa yang ia mampu.

"Kalau dadakan begini kan aku jadi nggak bawa baju banyak. Aku semalam cuma packing seadanya aja. Nanti gimana dong kalo bajuku kurang?" Celetuk Rachel sambil memejamkan mata.

"Kan kita bisa belanja untuk kebutuhan baju selama di sana." Jawaban Nicho yang membuat Rachel puas pun melukiskan senyum di wajah gadis itu.

Nicho kembali membuka majalahnya, saat tangan Rachel berhenti di atas majalah untuk mengganggu Nicho yang berusaha fokus membaca.

"Ngapain? Tidur sana," ucapnya dengan gerakan kepala agar Rachel menjauh.

"Aku nggak bisa tidur. Kalau di pesawat begini dengan jarak dekat tidur, bangun-bangun aku bisa mual." Jelas Rachel yang semakin dekat dengan Nicho.

Nicho menegakkan tubuhnya, ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang pramugari yang berdiri di dekat kursi mereka.

"Permisi, bisa minta dua kopi? Sepertinya istri saya yang manja ini butuh kopi untuk menghilangkan kantuknya."  Ucap Nicho kepada seorang Pramugari yang datang ke arah mereka. Suara Nicho yang terdengar begitu jelas dan lumayan keras membuat penumpang lain tertawa geli ke arah mereka.

Terlintas ide jahil di otak Rachel, ia pun menumpangkan tangannya di atas paha Nicho dengan gerakan manja.
"Sayang, aku ngantuk begini kan karena kamu semalam terlalu bersemangat. Ahh, maaf ya kami pengantin baru jadi suami saya tidak mengizinkan saya tidur semalaman." Rachel bergeming membuat Nicho menegang, sedangkan Pramugari tadi masih berdiri menunggu mereka sambil tersenyum malu.

"Oh ya, omong-omong saya minta susu hangat saja, saya tidak bisa minum kopi." Lanjutnya.

Pramugari cantik itu tersenyum menganggukan kepalanya kemudian berlalu. Nicho mendelik ke arah Rachel dengan tatapan dingin. Ia segera melempar tangan Rachel dari pahanya, seolah menyuruh istrinya itu menyingkir lebih jauh dari kursinya.

"Sayang kenapa?" Lanjut Rachel masih sibuk menggoda, namun Nicho memberinya tatapan dingin.

"Sana, tidur." Lelaki itu membenarkan posisi tubuhnya, dan mencari sandaran senyaman mungkin untuk segera menutup mata.

Rachel tersenyum, membungkan mulutnya sendiri agar suara tawanya tidak terdengar oleh Nicho. Gadis itu lebih suka melihat respon dingin Nicho seperti ini. Rachel mendekatkan bibirnya ke arah telinga Nicho sambil berkata, "kayaknya aku bakal menikmati setiap moment di pernikahan kita."

Nicho yang mendengar hal tersebut mengangkat tangannya untuk mengenyahkan wajah Rachel dari dekatnya. Kemudian tangan lelaki itu kembali terlipat di depan dada. Dan Rachel kembali tersenyum usil.

Unexpected MarriedWhere stories live. Discover now