08 | 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚝𝚊𝚙 𝚍𝚒 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗

200 31 11
                                    

✒ 08 | 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚝𝚊𝚙 𝚍𝚒 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✒ 08 | 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚝𝚊𝚙 𝚍𝚒 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗

┈┈┈┈୨˚୧┈┈┈┈

"life indeed is just a series of finding and picking up familiar things to fill in of what's been gone.

༘ 𖤓⋆

"JADI, cowok mana lagi yang Thea comblangin sama lo kemaren?"

"Hmm... Cowok yang naksir gue diem-diem dari SMA, yang ngikut gue kuliah sampe Jogja supaya dia bisa confess ke gue, dan yang pasti—" Kia menyipit remeh ke arah Pra, "—lebih cakep dari lo."

Pra tersedak. Gelak Kia mengiringi batuknya.

"Well, itu skenario Thea sih," ujar Kia. Membukakan sebotol air mineral dan menyerahkannya pada korban keusilannya barusan. "Lagian kenapa lo tanya-tanya? Takut keduluan gue punya pacar?"

"Nggaklah," kilah Pra. "Lucu aja ngeliat tingkahnya si Thea. Berapa total cowok yang udah dia kenalin ke lo? That girl is surely a persistent one."

"Lucu, lucu, awas dikit lagi naksir tuh."

Pra terbatuk lagi. "Ngaco."

Kia menyilangkan lengan. "Why not? She's hot! Jangan underestimate temen gue ya lo. Lo tuh belom aja liat charming point-nya Thea."

Pra melengos, lanjut menyuap. Di suatu kedai ayam geprek pinggiran Jalan Agro, bersebelahan dengan selokan Mataram, mereka duduk berhadapan. Di ruas jalan seberang, berjalan kurang lebih 100 meter, sebenarnya ada angkringan yang Kia lumayan sering kunjungi—penerangan kuning hangat, tempat duduk selebar trotoar, tapi suguhan kelip permukiman adalah bagian favoritnya. Sayangnya malam ini angkringan itu tutup, jadi menepilah keduanya ke ayam geprek Pak Wage. Asal perut terisi, semua aman.

Omong-omong tentang misi makcomblang Thea, Kia jadi teringat pada Malik. Bagaimana kabar laki-laki itu ya? Usai membahas tentang Soraya dan ini itu di kantin FEB tempo hari, mereka sempat bertukar kontak. Namun, fokus Kia keburu tercurah pada Soulsphere yang tersisa satu bulan persiapan. Malik pun pasti punya kesibukannya sendiri.

"Lo kenal Malik Mapanji, nggak? Anak FEB."

"Kenal banget tuh gue sama semua anak FEB."

"Circle lo kan seluas satu Indonesia. Mana tau."

"Hhh... Lama-lama gue krisis identitas di mata lo. Gue masih anak FISIP, btw, bukan FEB." Pra memutar bola mata. "Kenapa, dia cowok korban makcomblang Thea?"

Senyum tipis mengembang di bibir Kia. Tangannya memainkan sisa es batu di gelas dengan sedotan. "Dia temen Soy, Pra."

"Soy? Soraya?"

Kia mengangguk. "Interesting, isn't it? Kenapa baru sekarang... Setelah dua tahun..."

*

always, the sun staysWhere stories live. Discover now