14 | 𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚕𝚊𝚙𝚊𝚗𝚐

136 21 14
                                    

✒ 14 | 𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚕𝚊𝚙𝚊𝚗𝚐

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

14 | 𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚕𝚊𝚙𝚊𝚗𝚐

༘ 𖤓⋆

"TERUS, gimana perasaan lo sekarang?"

Kia menari-narikan jemarinya. Hasil polesan warna ungu muda di kukunya masih butuh waktu untuk kering sempurna.

Mengapit Kia di tengah, ada Thea dan Safana yang sama-sama merebahkan diri melintang di kasur dan mengangkat kedua kaki sejajar ke dinding. Ketiganya mirip tiga ikan yang tengah menikmati hari santai. Sudah dua jam Kia menampung kunjungan kedua sahabatnya di kosnya. Mereka datang membawa buah tangan berupa satu loyang piza, yang lantas membuat cacing di perut Kia bergerilya. Sambil menyantap roti tipis itu, mereka menonton satu film. Setelahnya, Kia beride ingin mewarnai kuku-kukunya yang pucat.

Lalu kemudian, akhirnya Kia menceritakan perihal Soraya ke kedua karibnya. Setelag beberapa hari berlalu, riak emosinya kini sudah jauh lebih tenang. Berkat Thea dan Safana pula--yang sabar dan masih tetap bersikap seperti biasanya mereka—Kia jadi tidak harus merasa tertekan untuk menuntaskan semua gejolak perasaannya.

"Gue udah nggak ... dikit-dikit nangis lagi sih. Mungkin karena sekarang gue udah tau kalo selama ini ... gue cuma nyari sesuatu buat disalahkan." Kia menghela napas. Menatap langit-langit kamar. Percakapannya dengan Malik tempo hari terngiang sekilas. "Gue pikir gue udah cukup ikhlas, tapi sampe kemaren pun, gue baru sadar ternyata pikiran yang nyalahin diri gue sendiri itu masih ada. Dan semuanya tambah parah waktu gue baca surat dari dia."

Safana mengaitkan lengannya pada Kia. Mengelusnya pelan. "That can happen."

Berbeda dengan Safana yang berusaha menenangkan, Thea justru bermuka masam. "Lo tuh marah nggak sih sama bokap dia, Yak? Ada pihak yang jelas-jelas salah, tapi lo malah marah sama diri lo sendiri..."

Kia tersenyum tipis. Kalau Safana laksana air mengalir yang berusaha meredakan api, Thea adalah sebuah cermin yang akan menampakkan hal-hal yang Kia abaikan dalam dirinya. "I know right? Kalo dibilang marah, nggak suka, gue udah lama ngerasain itu tentang bokap dia. Tapi nggak tau kenapa, penyesalan terhadap apa yang harusnya bisa gue lakuin waktu itu, jauh lebih besar."

"Ini mah lonya aja yang terlalu baik, Yak," decak Thea. Safana langsung menepuk perut gadis itu cepat.

"Kok malah nyalahin Yayak sih lo?!"

"Nggak nyalahin! That's a fact." Thea mendengus. "Stop thinking that you were a hero for her, Khiyara. Itu menurut gue. Karena itu akar kenapa lo ngira lo bisa nyelametin dia. Oke, lo mungkin emang bisa, tapi pada akhirnya jadi lo yang take all the blame, padahal ada faktor lain yang contributing juga. Tetangga-tetangga dia, sodara, keluarga, termasuk si Malik, mereka punya persenan sendiri-sendiri yang ngebiarin hal itu terjadi. Gue yakin ada Malik-Malik lain yang juga turning a blind eye of what happened there, selama bertahun-tahun, for God's sake!"

always, the sun staysWhere stories live. Discover now