Tujuh

324 56 4
                                    


Aku lagi nongkrong di Geprek Jotos sambil serius lihatin  gambar- gambar mobil bekas di website mobil bekas.

Mobil yang kupakai sekarang terlalu kecil. Aku susah masuknya. Rencananya mau ganti Avanza atau yang sejenis. Pokoknya yang harganya terjangkau lah.

Iwan lewat. Siang ini geprek Jotos ramai banget. Aku duduk di pojok. Berharap jadi nggak kasat mata. Meja di sebelahku diisi oleh sekumpulan anak sekolah yang berisiknya bukan main.

Cekikikan, hahahihi, jeprat- jepret pakai kamera ponsel. Bikin kesel banget.

Aku cuma pesan chicken strips sama segelas jumbo lemon squash. Gelasnya segede gentong. Tapi konsentrasiku buyar saat kudengar bisik- bisik cewek- cewek SMA yang masih sambil cekikikan nggak jelas itu.

"Lihat tuh," aku mendengar salah satu dari mereka berkata pada temannya, "gue jamin deh pasti belom kawin!"

"Ah jangankan kawin, punya pacar aja belum tentu!" sambut yang lain dengan antusias. "Lo perhatiin deh. Umurnya paling banter di atas tiga puluh. Kakak gue yang bohai aja susah hari gini dapat pacar!"

"Kakak lo yang mana?"

"Kak Siska lah! Yang mana lagi!"

"Bukannya dia udah kawin tiga tahun yang lalu!"

"Cere!"

"Gila sih!  Secara Kak Siska kan pramugari rute internasional gitu, "

Mendengar obrolan para cewek berseragam putih abu- abu yang semakin lama makin berisik, aku cemberut. Kemudian sebuah suara bariton yang empuk dan enak didengar, menyapaku ramah.

Kudongakkan kepala. Senyum pria berkacamata yang siang itu pakai Polo shirt abu- abu dan celana jin dengan warna senada.

Wuih!!! Ganteng abis deh pokoknya! Auranya meeen! Mirip sama Ji Chang Wook! Giling sih ini cowok kelas A++. Sedang tersenyum ke arahku.

"Lagi sibuk Fen?" tanyanya.

"Bukannya elo nih? Lihat full banget nih warung. "

"Alhamdulillah. Rezeki anak soleh!"

"Wah, bisa jayus juga ya lo!"

"Jadi lagi sibuk apa?"

Aku tertawa garing. Masa mau ngaku kalau lagi cari mobil sih? Kesannya kan kayak sombong gitu nggak, sih? Cari mobil kayak mau beli baju di online saja.

"Nggak sih. Iseng- iseng aja. "

"Pesen ini doang ya? Nggak mau nambah?" dia melihat ke piringku yang hanya tersisa dua potong chicken strips. Padahal meskipun cuma pesan satu jenis doang aku tadi pilih yang jumbo. Isinya empat belas pcs. Habis kalau yang porsi reguler cuma dapat lima biji sih. 

"Ini aja udah cukup. Tadi di Stardust udah dikasih banyak snek kok sama Mbak Dara. "

Alvin manggut- manggut. Aku merasa dia memperhatikanku. Kemudian tatapan mata kami bertemu. Aku buru- buru memalingkan wajah karena malu. Pasti saat ini mukaku udah mirip kepiting rebus, udang rebus, dan semua yang direbus. Memerah gitu lho.

Kami kemudian ngobrol ngalor- ngidul. Soal pekerjaanku. Dan ternyata selain sebagai pemilik ayam geprek Jotos, Alvin punya profesi lain yang nggak kalah menariknya; guru SD.

Aku benar-benar terpukau, terperangah, tertegun, terheran- heran. "Serius?" tanyaku nggak percaya. Soalnya di kota sebesar Jakarta ini semuanya berebut buat masuk ke perusahaan multinasional, perusahaan start up, atau perusahaan bonafide lainnya.

Yang bercita- cita menjadi guru semakin ke sini semakin nggak banyak. Makanya aku kagum banget.

"Kok bisa gitu? Emang udah cita- cita sejak dulu apa gimana?"

Fat And Fabulous Where stories live. Discover now