Tiga belas

347 62 2
                                    


Trik lama yang membosankan dan udah ketebak itu, ajaibnya bisa bikin Vita keki.

Dia kayak nggak senang gitu melihat aku sudah menggandeng cowok lain selain kakak kebanggaan sepanjang masanya itu!

Uh! Dasar nenek lampir!

Tanpa pamit lagi, Vita langsung melengos meninggalkanku. Membuatku kesal setengah mati. Sambil menghembuskan napas setengah legal setengah nggak enak hati sama cewek yang sampai saat ini masih memperhatikanku dengan penasaran.

***

Siang itu aku menyeret Disa ke geprek Jotos. Gabut banget kerja di kantor. Terlebih, pagi tadi ada insiden mengerikan.

Lagi- lagi ada yang dilabrak klien gara- gara dituduh keganjenan sama calon mempelai pria.

Yaitu Loli.

Jadi vibes di kantor jadi nggak enak. Panas gitu hawanya.

Untung Disa mau kuseret ke tempat Alvin ini. Lagipula ini hari Sabtu. Sekolah tempat Alvin ngajar pasti lagi libur dong. Nah, siapa tahu orangnya lagi nongkrong di tempat ayam geprek!

"Wuih! Jam segini udah nongol aja nih," sambut Iwan tengil, yang kuhadiahi dengan pelototan sebal. Anak ini mirip cewek mulutnya. Apa- apa dikomentarin.

Tapi jam memang masih menunjukkan pukul sebelas lewat kok. Hari ini tugasku hanya menghubungi MUA untuk pernikahan Vera.

Tempo hari, Vera sempat ngomel- ngomel ke aku. Perkaranya apa lagi kalau bukan pusing sama kelakuan Kay yang absurd.

"Bayangin nih, Fen. Masa aku lagi ada kelas, eh dia nelepon- nelepon melulu! Pusing banget nggak?"

Saat aku konfirmasi ke Kay, cewek itu bilang bahwa jas buat calon suami Vera itu belum fix. "Lo tahu, dalam seminggu berat badan itu orang udah naik tiga kilo! SAS Groomsmen juga nolak bikin ulang jasnya karena waktunya mepet kalau nunggu tuh orang punya waktu senggang!" Dumal cewek itu gemas.

Hidup ini sungguh banyak lelucon. Kemarin- kemarin Vera nawarin aku buat ikut kelas aerobik yang dipimpinnya, tapi dia nggak sadar kalau calon suaminya yang pengusaha itu juga butuh pertolongan.

"Nah mau mesen apa?"

"Lo mau mesen apa, Dis?"

"Mesen minum aja deh. Strawberry milkshake satu."

"Gue sama. Tapi tambahin chicken pop corn ya! Yang jumbo. Pakai saus PD."

"Itu aja?" alis Iwan naik. " Hari ini bos bikin menu baru lho. Pisang goreng sambal roa! Enak!"

Pisang goreng sambal roa ya? Hmmm kayaknya enak tuh! Tapi kan...

"Lain kali aja deh, Wan. Gue nggak boleh terlalu banyak makan gorengan nih!" Dia mencibir. Kemudian berlalu ke belakang.

"Ngeri ih si Loli tadi."

"Belakangan dia emang suka main gila."

"Maksud lo?"

Disa mengangkat bahu. Gadis ini memang jarang banget mau mengumbar gosip. Kecuali kalau sudah kebangetan sih. Dan kalau memang gosip itu sudah banyak diketahui umum. "Loli tuh naksir sama Pak Sis."

"Haaaa?" mulutku menganga lebar.

"Ya."

"Sebentar, sebentar," aku memejamkan mata. Mencoba mencerna informasi yang baru saja dibeberkan Disa. "Pak Sis ini siapa coba?"

"Pengusaha. Dia itu klien Mbak Kanaya. Udah empat puluh. Baru mau nikah sama salah satu mbak- mbak SCBD gitu. "

Aku manyun. Gagal paham.

Fat And Fabulous Where stories live. Discover now