Bad memories

16.5K 620 47
                                    

Manusia memiliki rahasia yang tidak ingin di bagi, entah itu luka ataupun bahagia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Manusia memiliki rahasia yang tidak ingin di bagi, entah itu luka ataupun bahagia.

- Reagan Kanziro Adler -




[Bagian 15]

****

Reagan terdiam disudut ruangan kumuh dengan seorang anak kecil yang hampir seumurannya. Tubuh kecil mereka dipenuhi luka lebam dan memar. Bahkan wajah Reagan kini memiliki beberapa luka goresan cukup dalam di bagian wajahnya.

"Hiks ... sakit ... Saka takut kak. Mau ketemu mama." cicit anak bernama Saka itu terus menangis mengadu pada Reagan.

"Jangan takut, kan ada kakak." bisik Reagan berbisik mengusap kepala temannya. Dia dan Saka hanya beda satu tahun, tubuh Saka lebih kecil darinya.

"Saka takut dipukulin sama om jahat lagi, sakit kak."

Reagan menghela napas sambil terpejam. Mengingat seorang pria berbadan besar sudah menyekap mereka selama tiga hari disini, bahkan pria itu sudah menyiksa mereka dengan memukulinya tanpa belas kasihan. Tak memberi makan dan minum dengan layak. Tubuh Reagan dan Saka sudah dipenuhi luka lebam.

Berbeda dengan Saka yang berurai air mata, Reagan sama sekali tidak bisa menangis. Bahkan dia tidak meringis kesakitan saat luka di wajahnya masih terasa perih.

"Pasti polisi bakal datang tolong kita. Jangan nangis, ayo kita lawan om jahatnya bareng." anak yang jarang sekali berbicara itu kini menenangkan dengan sabar, biasanya tersenyum saja dia merasa malas. Namun kini Reagan mengerti dimana situasinya. Hanya dia yang bisa menguatkan Saka disini.

"Dilawan bareng kayak super hero?" Saka berhenti menangis.

Reagan mengangguk mantap.

"Kalo gitu aku gak takut lagi. Ayo kita lawan om jahatnya bareng." Saka kini bersemangat.

Reagan mengusap air mata Saka dengan tangan kecilnya. Reagan pun sebenarnya was-was. Dia juga tidak tenang. Jantungnya berdegup kencang. Tapi ayahnya selalu mengajarkan untuk tidak takut pada apapun.

Reagan tidak bisa terus diam saja.

BRAKK.

Pintu usang terbuka dengan kasar, bersamaan dengan seorang pria besar yang datang dihadapan mereka. Saka langsung mendekap erat Reagan dengan tubuh gementaran.

"Oh apa ini? Pemandangan yang manis."

Reagan merangkul erat bahu Saka. Matanya menatap tajam pada pria yang sedang tertawa jahat seperti sedang memamerkan giginya yang menjijikan.

"Sudah anak-anak. Kita disini bukan untuk berpelukan. Ayo kita bermain." Pria itu menarik Saka dengan paksa dari dekapan Reagan.

"Jangan!"

REAGAN • POSSESSIVE BADBOYWhere stories live. Discover now