Da Hug

13.4K 450 21
                                    

"Apa titik tertinggi dari mencintai?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa titik tertinggi dari mencintai?"

-Anya Levionna-



[Bagian 26]

****

Anya tidak tau harus berkata apa lagi, selain berjinjit dan meraih leher Reagan sampai keduanya kembali berpelukan. Dia tidak sanggup bersitatap dengan netra hitam itu. Perasaannya bergejolak, dia takut mengetahui fakta tentang cowok itu tapi jauh dalam lubuk hatinya, Anya sadar sudah menjatuhkan perasaan yang cukup dalam.

Dia memeluk leher Reagan erat-erat, sambil menyembunyikan wajah di bahu cowok itu dengan wajah yang merona. Ketakutannya telah sirna, perasaan gelisah itu melebur seketika.

Tangan hangat milik Reagan terasa mencengkram pinggangnya pelan.

"Don't run away from me." bisik Reagan pelan.

Seharusnya begini, harusnya Anya tidak menjauh tanpa menyelesaikan masalah. Sejak awal yang Anya lihat Reagan adalah orang baik yang selalu menolongnya. Tapi phobianya membuat Anya takut. Sial sekali, untuk pertama kalinya, gadis itu memiliki keinginan besar untuk sembuh dari Hemophobia ini.

"Lo gak bakal mukulin orang kayak gitu lagi, lan?" Anya membuka suara seraya menunduk menatap dada Reagan, menahan jemarinya yang penasaran ingin mengelus dada bidang itu. "Waktu itu lo salah paham... Dia cuma mau bantuin gue nyingkirin kupu-kupu, karena gue geli sama hewan itu. Dia gak bersalah, Reagan." Matanya terpejam di pelukan yang terasa hangat.

Reagan tidak bereaksi apapun selain mengusap pelan punggung Anya. Dia tidak bisa berjanji , tapi juga tidak ingin membuat Anya takut lagi, meskipun dalam hatinya terus mengumpati si cupu brengsek yang tidak mungkin tidak memiliki maksud lain. Beruntung sekali dirinya tidak memukul terlalu keras.

"Lo suka sama dia?"

Anya segera menggeleng.

"Bagus." Reagan semakin menyelusupkan kepala gadis itu ke dadanya, kemudian tersenyum lebar.

Sejenak sunyi. Anya bisa mendengarkan napasnya sendiri. Entah detak jantungnya atau Reagan yang dia dengar, itu terdengar sangat cepat. Anya menolehkan kepala kesamping sampai telinganya bersinggungan dengan dada cowok itu. Ternyata benar, itu suara jantung Reagan. Wajah Anya semakin merona merah. Ternyata bukan dia saja yang berdebar kesetanan.

"Jangan pernah lari lagi dari gue, Levionna."

Perlahan Anya mengangguk patah-patah.

"Kalau lo lari lagi, gue bakal kejar kemanapun lo pergi."

"Kalau ... gue mati gimana?" sahut Anya pelan.

Reagan menunduk, menatap wajah Anya yang semakin merah seperti kepiting rebus. "Gue bakal nyusul lo mati." mata Anya membelalak mendengar jawaban itu. "Jangan gila."

REAGAN • POSSESSIVE BADBOYWhere stories live. Discover now