Chapter 47

60K 3.8K 3.2K
                                    

P E M B U K A

Jangan lupa setor emot dulu di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa setor emot dulu di sini

Bacanya dieja aja biar lama soalnya ini cuma 2,8k 🙇🏻
Ini lanjutan yang di karyakarsa

***


"Beneran nggak mau lagi?"
Manggala menanyakan hal sama untuk ketiga kalinya dengan nada jenaka. Terang-terangan mengejek Viola yang tumbang di ronde ketiga. Jumlah ronde yang bisa dibilang terlalu sedikit. Tak sebanding dengan gaya pongah dan keberanian saat menggodanya di awal. Ketika Viola dengan beraninya menunjukkan jiwa penggoda sebagai ritual pemanggil gairah, Manggala kira perempuan itu sudah mempersiapkan semuanya dengan baik—terutama menyiapkan cadangan energi sebanyak mungkin untuk menghadapi sisi liarnya sampai hasratnya benar-benar tertuntaskan.

Pada kenyataannya ... belum sampai mencoba pengalaman bercinta di setiap sudut ruangan ini saja, kekasihnya sudah kewalahan. Memohon ampun padanya yang masih sanggup berdiri kokoh sembari  terus mendorong pinggul. Mengentak keras dan dalam-dalam miliknya ke milik Viola dengan kecepatan yang membuat perempuan itu kewalahan—sekadar menyangga bobot tubuh di tengah gempuran saja kepayahan. Kalau saja Manggala tak inisiatif membawanya ke gendongan, mungkin saja Viola yang diminta untuk berdiri menyandarkan punggung pada dinding, sudah jatuh konyol di lantai.

Mendengar itu, Viola menarik diri.
Pisahkan dadanya yang menempel pada dada bidang si duda liar. Kemudian layangkan pukulan ke dada yang mulanya dijadikan tempat lepas penat pasca digempur hebat.
"Ngomong apa tadi?  Lo nggak—ahhh NAWASENA MANGGALA!"
Perempuan itu menjerit keras-keras, tanda mulai meradang. Ia tatap berang pria yang sedang diduduki. Sekadar informasi, kejantanan yang besar dan panjang dengan garis urat semakin jelas saat sedang ereksi itu, masih memenuhi miliknya—sesak sekali di dalam sana.
Pasca tubuhnya dibawa ke gendongan saat nyaris ambruk sebab tak mampu lagi berdiri, Manggala memang langsung membawanya duduk di kursi tanpa melepas penyatuan. Dan yang baru saja membuatnya menjerit adalah dorongan pinggul Manggala disertai tarikan pada pinggangnya, sehingga kejantanan di dalam miliknya melesak semakin dalam. "ASKARA! KALA! Liat nih kelakuan papi kalian! Ketapel aja bijinya! Rese banget dari tadi!"

"Jangan marah-marah terus, Viola. Sini istirahat lagi," kata Manggala kemudian rengkuh punggung telanjang Viola, bawa perempuan itu  kembali ke dalam dekapannya untuk disayang-sayang, agar penat lekas hilang. Untung saja kekasihnya tak melakukan pemberontakan apa-apa. Menjadi begitu penurut sejak direngkuh punggung telanjangnya sampai berakhir kembali berbaring nyaman di dada. Bonusnya sekarang mendapat elusan penuh sayang dari Manggala.  "Kalau mau tidur dulu sebelum pulang, tidur aja. Saya tungguin."

"Keluarin dulu punya lo ini, nggak nyaman banget. Kek ada yang ganjel. Mana masih ada ngilu-ngilunya dikit."

"Biarin aja nggak papa. Punya saya anteng kok di dalem."

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang