9. Minggu Pagi dan Adegan Drama Korea yang Gagal

6K 1.2K 118
                                    

Apa yang lebih buruk daripada bertemu Bos di akhir pekan—terlebih jika bosmu terlihat lebih menarik daripada biasanya?

"Keluyuran terooooss!" sindir Bang Eros ketika Irish tengah memakai sepatu kedsnya di teras rumah. Penampilannya sudah rapi dengan celana jeans dan polo shirt berwarna hijau tua.

"Keluyuran apaan? Mau kerja ini!"

"Lembur akhir pekan?"

"Bukan. Ada kerjaan lain, bukan dari kantor."

"Dih, udah kerja monday to friday apa nggak capek?"

"Kalau nggak mau ngasih duit satu miliar mending diam aja."

Bang Eros tergelak. "Makin hari lo makin mirip Papa."

"Ya kan anaknya! Apa lo nggak bingung kalau gue mirip Donald Trump?" protes Irish.

Bang Eros terus saja menyinyiri kegiatan Irish sembari berolahraga ringan di teras. Push up, Scott jump, satu, dua, tiga. Bang Eros baru berhenti ketika ada serombongan ibu-ibu yang mungkin hendak ke tukang sayur lewat depan rumah dan ada tanda-tanda mau mengajak Irish ngobrol. Abangnya yang nomor dua itu seketika kicep dan buru-buru kabur ke dalam. Irish tertawa dalam hati. Bang Eros memang introver tingkat tinggi. Bang Eros nggak takut tikus, kecoak, ular, atau bahkan maling. Namun, Bang Eros paling takut keluar rumah, karena itu artinya dia bisa saja bertemu tetangga dan harus berbasa-basi atau sekadar menyapa. Itu adalah kegiatan yang sangat mengerikan bagi Bang Eros. Lebih mengerikan dari bugs yang bertebaran setelah website dirilis, katanya.

Bisa dibilang, karakter Bang Eros itu berbanding terbalik dengan Irish yang paling suka ngobrol dengan siapa pun. Jika Bang Eros lebih suka ngumpet di rumah dan pura-pura nggak ada, Irish justru uring-uringan jika nggak punya kegiatan dan cuma mondar-mandir di rumah. Jika Bang Eros alergi manusia, Irish justru paling senang bertemu orang. Irish bisa terlibat obrolan panjang dengan tukang cilok yang mangkal di depan rumah. Dia juga bisa langsung akrab dengan kurir yang mengantar galon ke rumah, sehingga saat galon habis, Irish cuma perlu chat pendek "gpl" atau "aus" dan si kurir akan datang membawakan galon sekaligus memasangkannya.

"Berangkat dulu, Baaang!" teriak Irish saat membuka pagar dan mengeluarkan motor dari garasi.

Bang Eros nggak menjawab, mungkin takut ketahuan ada di rumah dan disamperin tetangga. Hanya Bang Eros yang ada di rumah. Bang Aras yang kebagian sif malam belum pulang dan papanya sudah pergi narik taksi pagi-pagi tadi.

Bang Aras sering bilang kalau Irish itu seperti anak kucing usia 4-6 bulan. Lagi aktif-aktifnya dan nggak bisa diam. Anggapan itu nggak salah, karena Irish memang bukan tipe orang yang betah berdiam diri di rumah. Waktu generasi kepala tiga atau nyaris-kepala-tiga ramai-ramai mengeluh soal kekurangan energi hingga hanya mampu rebahan di rumah tiap akhir pekan, Irish nggak kenal kondisi itu. Saat akhir pekan tiba, Irish punya banyak agenda. Mulai dari ketemu teman lama, ikut komunitas atau kursus kilat, memaksa papanya olahraga, sampai kumpul kegiatan lingkungan—mungkin cuma Irish anak muda di kompleknya yang rajin ikut kegiatan lingkungan, sampai akrab dengan ibu-ibu PKK. Intinya, Irish selalu merasa kelebihan energi, dan itu membuatnya gelisah kalau nggak punya sesuatu untuk dilakukan.

Hari ini Irish ada kerja sambilan menjadi barista di acara Car Free Day. Sunday Morning—kedai kopi tempat Irish bekerja sebelum menjadi legal officer sering membuka pop up cafè di acara-acara serupa. Seringnya, mereka membutuhkan tenaga freelance untuk bantu-bantu di sana. Karena performa Irish selama bekerja bagus dan hubungannya terjaga baik meski nggak lagi bekerja di sana, Irish masih sering dihubungi jika mereka butuh barista lepas. Irish, sih, senang-senang saja, karena selain menambah kegiatan, itu juga menambah pundi-pundi penghasilan untuk biaya hidup Betmen yang semakin mahal.

DRUNK DIALINGWo Geschichten leben. Entdecke jetzt