10. Kunjungan Rumah Sakit dan Cute yang Tak Terduga

5.3K 1.1K 156
                                    

Bagaimana cara merespons pujian "cute" dari bos yang sekaku kanebo kering?

Pikiran Irish begitu penuh sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Bayangan-bayangan terburuk sudah bermunculan di kepalanya—sampai Irish nggak yakin apakah Caraka sempat mengajaknya ngobrol selama di mobil atau nggak.

Papa adalah satu-satunya orangtua yang pernah Irish kenal. Papalah yang mengajarinya segalanya. Memikirkan hal terburuk terjadi kepada papanya membuat Irish benar-benar ketakutan. Karena itulah, nggak tergambarkan rasa lega yang Irish rasakan waktu tahu kondisi papanya nggak seburuk yang dia pikirkan.

Ketika Irish tiba di rumah sakit, papanya masih terbarung di ranjang UGD. Ada beberapa lecet di wajah dan tangan, tetapi papanya masih seratus persen sadar. Secara singkat, Bang Aras menceritakan kronologi kecelakaan yang dialami papanya. Semuanya berawal dari sebuah sepeda motor nekat menyalip mobil pickup di depannya. Pengendara sepeda motor salah memperhitungkan jarak kendaraan yang muncul dari arah berlawanan, yaitu mobil papa Irish. Sama-sama nggak sempat mengerem, alhasil mobil papa Irish menabrak pengendara motor, sebelum sempat banting stir ke kanan kiri dan menabrak pohon.

Papa Irish mengalami patah tulang kaki akibat terjepit bagian depan yang ringsek dan harus segera dioperasi. Meskipun cideranya lumayan serius, Irish bersyukur karena setidaknya cidera itu nggak mengancam nyawa. Ketika Irish menemuinya di ruang rawat IGD, papanya baik-baik saja meski terlihat sedikit bingung dan panik. Di sisi lain, pengendara sepeda motor mengalami cidera kepala dan saat ini berada di ICU karena kondisinya kritis.

"Untung Papa lagi nggak bawa penumpang," kata Bang Aras kepada Irish dan Eros yang datang dengan sama paniknya.

"Tapi itu beneran Papa nggak apa-apa, kan?" tanya Irish untuk yang kedua kalinya. "Kok Papa kayak agak linglung gitu ya, Bang?"

Bang Aras mengangguk. "Kemungkinan karena shock. Kagetlah. Tadi udah dicek semua, dan cideranya ya cuma yang kaki itu."

"Syukurlah ...."

Bang Aras mengangguk. "Kalau lihat kondisi mobil, kita beruntung banget karena cidera Papa nggak seberapa. Sekarang yang penting kondisi Papa fit dan mendukung, patah tulangnya bisa langsung dioperasi."

"Tapi Papa kan udah lebih dari 60, Bang, apa nggak apa-apa kalau dioperasi?"

"Ya makanya harus diobservasi dulu, kan. Nanti akan dicek kesehatan lengkap dulu."

Irish menarik napas panjang dan terduduk di kursi tunggu dengan kelegaan luar biasa. Irish bersumpah setelah ini, gimanapun caranya, Irish akan membuat papanya berjanji untuk berhenti menjadi driver taksi online lagi.

"Rish, itu mas-mas yang nganterin lo pulang kapan itu, kan?" celetuk Bang Eros tiba-tiba.

Sontak pandangan Irish dan Bang Aras terarah pada Caraka yang berdiri agak jauh dari mereka. Pria itu menyandar pada dinding, dan menatap mereka dengan pandangan sabar. Meski demikian, kostum yang dipakainya terlihat sedikit aneh di koridor rumah sakit yang super serius ini.

"Ya, Tuhan!" seru Irish. Bagaimana bisa dia melupakan keberadaan bosnya?!

Irish buru-buru menghampiri Caraka. Namun, sebelum Irish mengatakan apa pun, Caraka lebih dulu menanyakan kondisi papanya. Secara singkat, Irish mengulang penjelasan Bang Aras kepada Caraka.

"Syukurlah kalau papa kamu baik-baik saja."

Pria itu terlihat benar-benar lega. Berikutnya, Caraka malah meminta kunci motor Irish dan bilang bahwa orang rumahnya akan mengambil motor Irish yang masih ada di parkiran CFD. Merasa nggak sanggup memikirkan hal lain, Irish pun dengan patuh menyerahkan kunci motornya.

DRUNK DIALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang