12. Perbedaan Pergi Bersama yang Kencan dan yang Bukan Kencan

5.2K 1K 147
                                    

Apa kriteria yang harus dipenuhi agar "pergi bersama" bisa disebut kencan?

Kalau harus jujur, Irish sebenarnya nggak mempercayai pemandangan yang dia lihat saat ini. Caraka duduk di teras rumahnya, memangku Betmen, dan menyuapinya dengan liquid snack. Betmen yang lagi nyebelin-nyebelinnya itu mendadak jadi cowok rumahan yang alim dan penurut. Duduk manis serta menjilati snack-nya dengan takzim, nggak ada drama cakar-mencakar seperti kalau Irish ngotot menggendongnya dan Betmen sedang nggak mau disentuh manusia.

Dalam perjalanan ke rumah Irish tadi, Caraka minta izin untuk berhenti sebentar di petshop. Ketika kembali, pria itu membawa plastik berisi banyak snack dan beberapa kantong wetfood untuk kucing.

"Oleh-oleh untuk Betmen," katanya.

Nggak cuma membelikan oleh-oleh, Caraka juga mampir dan menemui majikan Irish—baca: Betmen—secara langsung karena kucing itu sedang goler-goler malas di teras. Mungkin paham bahwa Caraka datang dengan oleh-oleh, Betmen nggak banyak tingkah juga ketika pria itu mendekatinya. Dengan iming-iming sebungkus snack liquid, Irish curiga Betmen akan dengan senang hati berpindah babu.

Mujur bener lo, Betmen, hari ini makan snack mahal, padahal biasanya makan dryfood murahan, pikir Irish saat menatap kucing semata wayangnya itu. Sebenarnya Irish juga lumayan khawatir dengan preferensi snack Caraka itu. Gimana kalau Betmen jadi tuman dan maunya makanan mahal, padahal babunya ini lumayan miskin?

Namun, gara-gara Betmen juga, Irish menyadari satu fakta soal bosnya ini. Mata Caraka yang biasanya datar dan minim ekspresi, mendadak berbinar ketika melihat Betmen di teras.

"Ternyata Pak Caraka suka kucing juga, ya?" Irish memastikan.

Caraka tersenyum. "Ada beberapa di rumah orangtua."

"Oh, ya?"

Caraka mengangguk. "Dua favorit saya namanya Akta dan Alibi."

"Apa? Akta dan Alibi?" Irish tergelak. Selera humor Caraka ternyata boleh juga. Ternyata Caraka benar-benar orang hukum sejati. Irish jadi malu karena dulu alternatif nama lain untuk Betmen adalah Sapi. Rasanya imajinasi Irish sama sekali nggak berkelas dibandingkan Caraka. "Kenapa nggak Materil dan Formil sekalian sih, Pak?"

"Itu ... bagus juga." Caraka mengangguk. "Bisa disimpan untuk nanti kalau ada kucing baru."

Lantas Caraka pun bercerita bahwa dulu sang adik yang menyukai kucing. Adik Caraka sering memungut kucing-kucing jalanan untuk dipelihara. Lama-lama Caraka jadi suka—dan ikut-ikutan memunguti kucing juga. Awalnya, orangtua mereka sering marah-marah karena rumah jadi berantakan, bau, dan sebagainya. Hingga akhirnya, orangtua mereka membuat sebuah catroom yang bangunannya terpisah dari rumah. Di sanalah kucing-kucing Caraka dipelihara dengan pengawasan tinggi. Akta dan Alibi yang jadi favorit Caraka itu adalah kucing kembar yang dipungut Caraka ketika masih kuliah dan usianya kini sudah sekitar 10 tahun.

"Wow!" Irish berdecak kagum. "Betmen masih bocil banget kalau dibandingkan mereka. Kapan-kapan Betmen boleh ketemu Akta dan Alibi nggak, Pak? Biar anak ini belajar sedikit, nggak main sama ngejar cewek mulu."

"Tentu."

"Betmen itu tadinya juga dua saudara." Gantian Irish bercerita tanpa diminta. "Ibu sama dua anak gitu. Anaknya ditinggal di halaman, ibunya kabur ngejar si Oyen. Si Robin, saudaranya Betmen ini, cewek. Sama hitam juga warnanya, tapi pake kaus kaki."

"Di mana dia sekarang? Main?"

"Robin? Mati. Ketabrak mobil belum lama ini."

"Ah ... maaf."

"Kasihan Betmen, dia sedih berhari-hari. Habis itu jadi suka keluyuran. Mungkin kesepian karena nggak ada teman main lagi."

"Mungkin juga karena sudah waktunya dia main. Sepertinya Betmen sudah masuk usia birahi. Makanya dia sering spraying. Biar berkurang, kamu bisa steril."

DRUNK DIALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang