10 - His War

91 11 0
                                    

10 - His War

Mobil Reed baru saja memasuki gerbang hotelnya ketika ia melihat kerumunan press ada di lobi hotelnya. Ia tidak begitu terkejut. Itu hanya membuktikan jika Remia sudah memulai serangannya.

Van yang sudah biasa menghadapi situasi itu, membawa mobil mereka masuk ke basemen parkir menuju tempat parkir VVIP dengan lift khusus untuk pengunjung VVIP hotel. Begitu mereka sampai di sana, ponsel Reed bergetar tanpa henti karena panggilan masuk. Begitu pun ponsel Van.

Van memeriksa ponselnya dan mengonfirmasi Reed, "Mereka mengadakan rapat darurat di hotel ini, Tuan."

Reed mendengus tak percaya. "Mereka pasti siap berpesta di stage yang disiapkan Remia. Tanpa peduli jika musuh sebenarnya adalah Darwins."

"Beberapa yang hadir di pesta ulang tahun putri bungsu Darwin pun mulai bergerak," Van memberitahu.

Mereka yang tadinya tak berani bergerak karena takut akan hubungan Reed dan Darwin, sekarang langsung bergerak begitu tahu jika hubungan Reed dan Elaine tidak disetujui Darwin bersaudara. Kali ini, tanpa ragu, mereka menumpang kapal perang Remia. Tanpa peduli meski mereka harus menyerang perusahaan mereka sendiri.

"These pathetic idiots ..."

Mereka adalah orang-orang bodoh yang bahkan tak peduli meski perusahaan keluarga Barraga hancur selama mereka bisa menyingkirkan Reed.

"Hingga detik ini, mana saja yang diserang Remia?" tanya Reed.

"Konstruksi proyek terbesar Tuan Reed tahun ini, The Green Hill Resort," sebut Van. "Perusahaan maskapai dan transportasi yang bekerja sama dengan hotel kita juga tiba-tiba mengajukan komplain. Dan ... ada rumor kedekatan Tuan Reed dengan salah satu penyanyi muda yang baru debut."

Reed mengernyit. Tidakkah Remia terlalu gegabah? Bagaimanapun juga, Reed adalah calon suami Elaine. Bagaimana bisa dia menjebak Reed dalam skandal seperti itu? Itu bisa mencemarkan nama Elaine juga?

Ah, tidak. Dia tidak gegabah. Dia hanya percaya diri. Terlalu percaya diri.

"Salah satu yang terkena imbas parah adalah department store kita, Tuan," Van melanjutkan. "Beberapa brand bermerk di mall ingin memutus kerja sama dan ..."

"Davon," sebut Reed. "Dia tidak hanya akan menarik retail mart-nya dari department store kita, tapi juga menggunakan koneksinya untuk membuat brand lain mengikuti keputusannya. Dia benar-benar ... tidak membatasi dirinya kali ini."

"Dan sepertinya, itu yang membuat eksekutif lainnya sangat marah," ungkap Van.

Tentu saja. Karena orang yang mereka dukung untuk melawan Reed adalah orang yang memegang department store keluarga Barraga. Sepupu sekaligus adik tiri Reed. Grand.

***

Suasana makan malam di rumah Elaine itu berbanding terbalik dengan situasi setelah Elaine makan siang dengan Reed tadi. Kali ini, Elaine bisa mendengar obrolan santai yang diselingi tawa sesekali dari kakak-kakaknya. Sementara, Elaine bisa merasakan tangannya dingin sepanjang makan malam.

Bagaimana tidak? Setelah membaca berbagai macam berita tentang Reed dan perusahaan keluarganya, Elaine tidak bisa untuk tidak khawatir. Ini lebih parah dari yang ia pikir. Elaine ingin menghubungi Reed dan menanyakan jika pria itu baik-baik saja, tapi ia takut akan mengganggu pria itu yang pasti sangat sibuk.

Apakah hubungan mereka akan berakhir seperti ini?

Elaine bahkan membaca artikel tentang rapat darurat di hotel Reed. Ia juga membaca berita tentang rapat pemegang saham perusahaan keluarga Barraga untuk membahas masalah Reed. Bagaimana jika ... Reed kehilangan segalanya karena Elaine?

"Apa kamu tidak suka makan malamnya, Elaine?" Pertanyaan lembut itu datang dari kakak kedua Elaine, Jerome.

Elaine memaksakan senyum. "Tidak ada masalah dengan makan malamnya. Aku hanya ... tidak begitu lapar."

"Hm ... jika masakan chef rumah ini tidak bisa membuatmu merasa lapar, kurasa aku harus mulai mencari chef baru untukmu, huh?" singgung Davon.

"No, I'm fine with it," Elaine menenangkan Davon. "Aku akan meminta Dokter Lisa untuk memeriksaku setelah ini."

"Jika kamu merasa tidak enak badan karena salah makan saat makan siang tadi, aku akan menuntut tanggung jawab pada Reed Barraga dan restoran hotelnya," Katya berbicara.

"Tidak, bukan karena itu," tepis Elaine. "Hanya ..."

Bahkan di situasi seperti ini, Elaine tidak bisa sembarangan membuat alasan atau menyalahkan orang lain. Ketika Elaine kecil, ia pernah menyalahkan makanan yang disiapkan chef-nya karena sakit perut, ketika yang ia lakukan adalah terlalu banyak makan cokelat sembunyi-sembunyi. Akibatnya, chef-nya yang tidak bersalah dipecat saat itu juga.

"Aku khawatir pada Reed," aku Elaine akhirnya. Mereka toh sudah melakukan sesuatu pada Reed. Dan Elaine tak ingin berbohong hingga mencelakai orang lain lagi.

"Katya benar," ucap Aaron tiba-tiba. "It stings." Aaron meringis pada Elaine.

Elaine mengerutkan kening. Apa maksud kakaknya itu?

"Kamu tidak berpikir untuk meminta pada kakak-kakakmu untuk membantunya, kan?" sebut Shane dengan suara tenang.

Elaine mengernyit kecil. Jika Elaine melakukan itu, dia akan menunjukkan pada kakak-kakaknya jika dia meragukan Reed. Itu juga akan membuat nilai Reed semakin rendah di mata kakak-kakaknya.

"Tidak," jawab Elaine. "Aku percaya pada Reed."

"Sebaiknya begitu," Jerome menanggapi. "Jangan terlalu menunjukkan emosimu, Elaine. Kamu tahu bagaimana itu akan mempengaruhi yang lainnya."

Itu adalah saran sekaligus peringatan dari Jerome.

"Besok aku harus pergi dan tidak akan bisa pulang selama beberapa minggu," Jerome berkata lagi. "Kuharap kamu bisa menjaga dirimu selama aku tidak ada di rumah."

"Ah, benar. Aku juga besok sudah harus pergi ke kantor luar negeri ..." erang Aaron. "Apa yang harus aku lakukan jika Elaine menangisiku dan memintaku tidak pergi?"

"Dia tidak menangisimu, jadi kamu bisa pergi," usir Katya.

"Oh, Katya, bukankah kamu seharusnya besok pergi untuk konferensi pers kolaborasi maskapaimu dengan desainer terkenal itu?" singgung Aaron.

"Aku akan mengirim orang lain ..."

"Kamu akan pergi sendiri," Remia menyela. "Kamu tahu reputasi desainer itu. Dan kamu tahu, kita yang menginginkan kerja sama dengan dia."

Katya menghela napas. "Baiklah, baiklah."

"Kamu harus melakukannya dengan baik agar aku juga bisa merekrutnya," celetuk Shane. "Kamu tidak tahu betapa sulitnya bagiku untuk merekrutnya selama ini."

"Itu masalahmu, Bung!" cetus Katya.

"Tapi, kenapa dia tiba-tiba bersedia berkolaborasi dengan Katya?" tanya Davon penasaran. "Tidak hanya mendesain seragam untuk staf pramugari maskapainya, dia juga akan memberikan desain khusus untuk kolaborasinya dengan maskapai kita, kan?"

"He's not someone we can read," tandas Shane. "Karena itu, Katya, jangan mengacaukan ini." Shane menatap Katya tajam.

"Dude, aku ini kakakmu! Jangan memerintahku!" kesal Katya.

Selama beberapa waktu, kakak-kakaknya berdiskusi tentang perusahaan dan bisnis mereka. Sementara, perasaan Elaine semakin campur aduk. Ia tak pernah bisa masuk dalam percakapan seperti ini. Lalu, bagaimana jika dia bersama Reed nanti?

Tidak hanya Elaine tidak bisa membantunya sama sekali dalam perangnya, tapi ... dia mungkin bahkan tidak akan pernah bisa berdiri bersisian dengan pria itu untuk menjadi teman bicaranya tentang pekerjaan. Elaine merasa ... begitu lemah saat ini.

***

Our Contract MarriageWhere stories live. Discover now