16 - A Long Night

119 18 0
                                    

16 – A Long Night

Hanya dalam satu minggu, Remia persiapan pernikahan Reed dan Elaine selesai. Seminggu itu pun karena Remia menyesuaikan persiapan yang sudah ia lakukan dengan keinginan Elaine. Dengan kata lain, ini adalah pesta pernikahan yang diinginkan Elaine.

Terlepas dari pride Remia dan keluarga Darwin yang pasti hanya menginginkan yang terbaik tanpa celah untuk Elaine, mereka tetap memberikan apa yang Elaine inginkan untuk pesta pernikahan ini. Remia seolah berbicara pada semua tamu undangan yang hadir;

Ini adalah pesta pernikahan pertama dan terakhir untuk Elaine Darwin.

Ya. Itu adalah peringatan jika dia tak akan lagi melakukan kesalahan hingga kecolongan seperti yang terjadi dengan Reed. Dengan kata lain, bahkan jika pernikahan Elaine dan Reed berakhir, dia tidak akan pernah membiarkan satu pria pun mendekati Elaine seperti Reed.

Well, itu bukan masalah Reed. Karena dia dan Elaine juga punya kesepakatan sendiri. Bahkan meski nanti Elaine jatuh cinta pada pria lain dan ingin menikah dengan pria itu pun, Reed tak peduli. Toh, Remia tidak akan membiarkan itu terjadi. Bagi Reed, peringatan Remia ini tidak ada ruginya.

Meski, Elaine yang menjadi pusat peringatan itu, sama sekali tak menyadari itu dan tampak menikmati pesta pernikahan mereka seharian ini. Pesta pernikahan mewah yang dimulai sejak tadi pagi hingga malam ini bahkan menjadi trending topic.

Di luar sana, ada festival untuk khalayak umum yang disponsori grup perusahaan Darwin. Sementara, di halaman luas rumah keluarga Darwin ini, hadir tamu undangan yang jika mereka datang ke hotel Reed akan mendapat pelayanan VIP dan VVIP. Seolah ingin menegaskan jika itu adalah pesta keluarga Darwin, tidak ada satu pun undangan atas nama keluarga Barraga.

Keluarga Reed tentu tadinya protes. Namun, mereka langsung bungkam ketika Remia menyiapkan pesta untuk tamu undangan Barraga di salah satu resort milik keluarga Darwin. Dari situasi itu, semua tamu undangan pasti bisa langsung tahu, siapa yang memegang kekuasaan mutlak dalam hubungan Reed dan Elaine.

Well, Reed juga tak peduli dengan semua itu. Justru, semakin Remia menunjukkan kekuasaan keluarga Darwin di atas keluarga Barraga, semakin mudah bagi Reed untuk menjalankan rencananya.

Reed sendiri bahkan tidak begitu peduli dengan pesta pernikahan ini. Pesta sejak pagi yang tamu undangannya hanyalah orang-orang kelas atas dengan acara hiburan oleh artis-artis ternama tidak hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri. Pesta dengan dekorasi mewah nan elegan dan hadiah tak kalah mewahnya untuk setiap tamu undangan.

Bagi sebagian orang yang datang ke pesta pernikahan itu, itu adalah bisnis. Sebagian lain berpikir itu adalah kesempatan. Sebagian lain berpikir itu adalah kebanggaan. Karena mereka tahu bagaimana perasaan Darwin bersaudara tentang pernikahan ini, tak ada satu pun yang benar-benar datang untuk memberi selamat atau turut berbahagia untuk Reed dan Elaine.

Meski begitu, ada satu yang menarik perhatian Reed dalam pernikahan ini. Balon bening dengan lampu kelap-kelip dan pasangan boneka beruang raksasa yang memakai gaun pengantin dan membawa buket bunga di beberapa titik. Juga, taman bunga yang menjadi groundwork taman itu.

Hal-hal polos yang sama sekali tak sejalan dengan konsep kemewahan yang disiapkan Remia untuk pesta ini. Namun, hanya itu yang bisa dinikmati Reed seharian ini. Oh, dan satu hal lagi.

Taburan kelopak bunga yang menghujani tempat duduk Elaine dan Reed setiap beberapa jam sekali, yang membuat Elaine selalu heboh menyenggol Reed dan berbisik padanya setiap kali hal itu terjadi,

"Whoa ... aku benar-benar kaget karena bunganya tiba-tiba beterbangan seperti itu."

"Reed, ini rahasia, tapi tadi satu kelopak tak sengaja masuk ke mulutku."

"Reed, apakah ada kelopak bunga yang jatuh di kepalaku? Bisakah kamu membersihkannya untukku?"

"Ini benar-benar menyenangkan. Aku sama sekali tidak bosan meski seharian melihat bunga-bunga ini bertebaran di sekitarku."

"Reed, aku berhasil menangkap satu kelopak bunga! Lihat tanganku!"

Setiap kali Elaine melakukan itu, Reed tak pernah bisa menahan reaksinya sendiri. Dan setiap kali Elaine melakukan itu, Reed tak tahu kenapa ... ada sesuatu yang bergejolak di dadanya.

Dan menjelang akhir pesta malam itu, ketika kelopak-kelopak bunga kembali jatuh beterbangan di atas kepala mereka, Reed terkejut karena Elaine tiba-tiba menarik kerah jasnya hingga tubuh Reed condong ke arah gadis itu. Reed menahan napas tatkala tangan Elaine terulur ke arah kepala Reed. Wajah mereka begitu dekat hingga Reed bisa melihat bibir gadis itu dengan jelas.

Bibir merah itu sedikit terbuka. Reed seketika ingat sensasi tatkala bibirnya menyentuh bibir itu ketika mereka dinyatakan sebagai suami-istri tadi pagi. Tadi pagi, Reed tak merasakan apa pun ketika itu terjadi. Toh, itu hanya ritual dari pernikahan ini.

Namun entah kenapa ... ketika merasakan tangan Elaine di rambutnya, Reed mendapati dirinya ingin kembali mengingat sensasi itu. Saat bibir itu menyentuh bibirnya. Bagaimana rasanya ...?

Lembut. Manis. Stroberi. Ah, beberapa waktu lalu, Elaine makan strawberry cake setelah makan malam.

Reed mengerjap ketika ia sadar apa yang ia lakukan. Meski begitu, Reed berusaha mengatur napas dan ekspresinya sebelum mengakhiri ciuman itu dan menatap Elaine yang tampak terkejut menatapnya.

Reed sudah siap meminta maaf ketika Elaine tiba-tiba menyurukkan wajah di dada Reed dan berkata pelan,

"Kamu mengagetkanku. Lain kali, beri sinyal sebelum melakukan hal seperti itu meski itu untuk mengelabui kakak-kakakku. Jantungku rasanya nyaris meledak saking kagetnya."

Reed menelan ludah. Lain kali? Jadi, Reed bisa melakukannya lagi?

Tidak, tunggu. Apa yang Reed pikirkan? Bahkan saat ini, jantung Reed pun berdegup tak keruan, tak beraturan.

Ugh, sial. Setelah ini, mereka akan berada di kamar pengantin, hanya berdua. Bagaimana Reed akan melewati malam ini tanpa tergoda akan bibir gadis ini?

Malam ini ... benar-benar akan menjadi malam yang sangat panjang untuk Reed.

***

Our Contract MarriageWhere stories live. Discover now