Help

155K 13.4K 1.3K
                                    

Waktu seakan terbang begitu saja.

Aku tidak tahu jebakan macam apa yang telah aku masuki. Kami duduk melingkar dalam ruangan 3x4 itu.

Aku menatap tas kecil yang kubawa sedari tadi. Alasanku kesini adalah karena tas kecil ini. Aku tidak pernah mengharapkan kejadian seperti ini.

Member BTS tak henti-hentinya memberikan pertanyaan padaku dan Taehyung, yang tentu saja tidak dapat kami jawab.

Aku duduk dengan gelisah, mencoba untuk tersenyum kesemua orang.

"Hyerin sangat cantik. Bagaimana kau bisa mendapatkannya, huh?" Tanya Jimin dengan nada usil.

Taehyung hanya menatapku. Aku sudah tidak sanggup lagi.

"Kami tidak berpacaran" tangkasku.

Seketika, ruangan itu sunyi. Ekspresi mereka bingung.

Bagus, kuharap mereka dapat berpikir secara rasional lagi.

Namun beberapa detik kemudian, suasana awkward tersebut berubah lagi.

"Eeeyy ... Hyerin-ah! Tidak usah malu" Suga tersenyum ramah padaku dan memegang pundakku.

"Ya, anggap saja kami saudara barumu" Jhope angkat bicara setelah menatapku hampir sejam tanpa henti dengan cengiran khas nya.

Atau mungkin mereka tidak pernah berpikir rasional.

Rap Monster menepukkan tangannya, "Ah, benar! Kita harus membersihkan dorm sekarang"

Pernyataan itu segera ditanggapi dengan anggukan-anggukan cepat.

"Taetae, tinggallah disini sebentar dan antar Hyerin pulang. Jadilah pacar yang baik! Kami akan menunggumu di dorm." Lanjut Rap Monster.

Mengingat posisi Rap Monster sebagai leader, pembawaannya sangat tegas dan berwibawa seperti pengganti ayah bagi mereka. Aku dapat melihatnya dengan jelas.

Member BTS langsung pergi setelah menepuk punggung Taehyung dan memberi kami tatapan usil.

Aku membalas senyum mereka. Secara ikhlas? Ha. Mungkin.

Oke, oke. Aku akui, BTS sangat likeable. Mereka sepertinya selalu ceria tiap saat. Sangat susah untuk mengelak pesona mereka.

Pesona. Hah. Sekarang aku sudah terdengar seperti fans mereka.

Saat mereka telah pergi dan meninggalkanku bersama Taehyung, kami terdiam untuk beberapa saat.

Seketika, gejolak emosi yang sedari tadi kutahan-tahan ingin keluar begitu saja.

Aku menutup wajahku dan mengacak-acak rambutku.

Taehyung menyandarkan kepalanya di tembok dan berdeham.

Aku menatapnya dengan tajam, "KENAPA KAU TIDAK MELAKUKAN APA-APA?!"

Dari ekspresinya, Taehyung terlihat sangat kaget. Tiba-tiba aku merasa tidak enak.

"Bicaralah." Kataku setelah menarik nafas dalam-dalam dan menenangkan hati.

Taehyung menatap mataku dalam-dalam.

1..
..2
....3

Aku mulai merasa risih. Semoga pipiku tidak memerah.

"A-apa?"

"Dowa juseyo," (tolong aku)

"Huh?"

"Akhir-akhir ini, rumorku semakin panas dan semakin mempengaruhi karirku."

Apa?! Aku tidak mengerti. Apakah ia menggigau? Tapi Taehyung mengatakannya dengan serius.

Baiklah. Aku akan terus mendengarkannya.

"Aku memiliki rumor berpacaran dengan Seunghee CLC. Netizen tidak akan berhenti membicarakan itu kecuali pihak Big Hit memberi tanggapan"

Serius deh.

Pembicaraannya makin aneh. Aku semakin tidak mengerti.

Aku memutar bola mataku, "Lalu?"

"Aku pikir mengkontrakmu sebagai pacarku adalah langkah yang patut dicoba." Mata Taehyung membesar, mengantisipasi respon yang akan kuberikan.

Oke, kalian ingin tahu apa respon yang ingin kuberikan?

"MWO?!?" Aku berteriak, mungkin ini adalah teriakan terkeras yang pernah kulakukan.

"Jebal.." (Tolong) Sekarang tatapan Taehyung menghalus, ia mulai meraih lenganku.

"Micheosseo??? Naega wae?!" (Apakah kau sudah gila? Kenapa harus aku?) Nada bicaraku sudah meninggi. Aku benar-benar tidak habis pikir.

Seketika udara disekitarku terasa panas. Tapi ruangan ini memakai pendingin ruangan. Apakah ada penjelasan yang logis untuk hal ini?

Oh. Ya.

Emosi.

Emosiku mulai meledak.

"Agensiku sudah dapat banyak kerugian cuma karena rumor ini. Bang PD-Nim telah memintaku untuk mencari cara. Ia bahkan mengusulkan untuk mengkontrak seseorang untuk dijadikan pacar. Dan akan jauh lebih baik jika orang itu bukan artis. Jebal, Hyeri-ah. Ini masalah hidupku, mimpiku selama ini bisa saja berakhir begitu saja." Sekarang Taehyung benar-benar merajuk.

Aku hanya memberinya tatapan tak percaya.

"Begini ya, Kim Taehyung-sshi. Aku tidak mengenalmu, jadi kenapa aku harus membantumu?"

Taehyung menurunkan pandangannya, terlihat agak terpukul dengan perkataanku.

Selanjutnya adalah diam.

Kuperhatikan rambut cokelatnya yang terhelai seakan pikirannya membuat rambutnya ikut layu. Ia menyulam bibirnya seakan ragu untuk mengatakan sesuatu yang ada dipikirannya.

Seandainya aku tahu apa yang ada dipikirannya.

Uh, bagaimana ini. Dia terlihat sangat putus asa><

Suaranya tibatiba mengagetkanku, "Aku tidak punya orang lain."

Heol.

Rasa-rasanya seperti aku telah jatuh kedalam jurang.

--to be continued--

Untuk kesekian kalinya,
I need a friend:3

Voment plijeuuu ><

Xx,
Jysa.

That Day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang