Butterfly

75.8K 8.7K 1K
                                    

"..Just let me try to win you."

---

Aku diam seribu bahasa.

Yang kulakukan hanyalah diam, menunggunya mengatakan sesuatu.

Aku sedikit berharap bahwa Jungkook akan tertawa dan mengatakan ia hanya bercanda.

Drrrt.

TaeTae: Kau dirumah?

Hyeri98: Ani. Aku di cafe. Wae?

TaeTae: Cafe itu?

Hyeri98: Yup. Kenapa?

TaeTae: Ok^^

Ok?

Aku bertanya 'kenapa' dan ia menjawab 'ok'.

I'm so done with him.

Lalu mataku kembali ke Jungkook yang menatapku dalam diam.

Kutatap mata bulatnya dalam-dalam, "Moreugesseo.. Aku tidak berpikir ini adalah ide yang bagus, oppa." (Aku tidak tahu)

Hening.

Saat Jungkook mulai berbicara lagi, aku memotongnya. "Aku tidak mau kalian berdua.. Bermusuhan, atau apalah itu." Tangkasku.

"Jebal. Aku akan bermain adil." Tawarnya.

Aku mengernyit. Kenapa dia sangat keras kepala.

Aku hanya tidak ingin Taehyung dan Jungkook berkelahi. Itu saja.

Tapi sekarang Jungkook berjanji untuk bermain adil. Aku tidak tahu bermain adil seperti apa yang ia maksud.

"Yaksok." (Janji) Ujarnya.

Aku menatap jari kelingkingnya yang ia tujukan kepadaku.

Kembali kutatap kedua matanya. Berusaha mencari arti dari semua ini. Mencari keraguan dalam matanya.

Namun yang kulihat hanyalah kesungguhan.

Lalu, entah iblis apa yang merasukiku. Aku mengacungkan kelingking dan mengaitkannya dengan jarinya.

Jungkook tersenyum.

Tapi aku tidak bisa.

I messed up.

Aku harap Taehyung dan Jungkook bukanlah tipe lelaki yang berkelahi hanya karena seorang gadis.

Apalagi hanya karena gadis sepertiku.

Aku percaya mereka.

Jungkook terkekeh, "Kenapa melamun? Minumlah hot chocolatemu yang sudah tidak hot lagi."

Aku tertawa. Candaan macam apa itu.

That Day.Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon