Alright

78.8K 8.7K 868
                                    

Sudah empat hari aku tidak bertemu BTS.

Mereka sangat sibuk dengan schedule padat mereka.

Suatu hari, tepat pada jam 3 dini hari. Taehyung menelfonku hanya untuk memintaku mengucapkan 'jalja' (good night).

Aku tidak tahu kenapa.

Tapi pada akhirnya, aku mengucapkannya dengan terpaksa. Aku ingin melanjutkan tidurku secepatnya.

Mengenai sekolah, Ji Seol masih sering datang ke kelasku. Tapi aku melawan balik. Hingga beberapa anak disekolahku mulai menyukaiku karena berani melawan queenka itu.

Dan aku terkejut karena ARMY di sekolah kami tidak melakukan apa-apa kepadaku.

Orang-orang juga mulai berbicara kepadaku.

Aku mulai mengenali beberapa orang disekolah dan sebagainya.

Karena mau tidak mau, aku harus bersosialisasi.

Semua orang tahu aku sekarang.

Aku tidak bisa terus bersembunyi dipojok tanpa mempedulikan orang lain, kecuali aku ingin di cap sombong.

Yeah.

Aku tahu. Aku seperti memperbaiki image sekarang. Karena semua orang menilaiku.

Aku berusaha yang terbaik.

Aku ingin terhindar dari semua kebencian ini.

Kutatap lokerku yang makin berisi sekarang.

Saat aku berbalik, kudapati Choi Ara berjalan ke arahku.

Dia melihat ke arahku.

"Ada apa?" Tanyaku tepat saat dia tiba didepanku.

"Aku mau bicara.." Dia menjawab ragu-ragu.

Aku menyandarkan diri di pintu loker, "Bicaralah"

Ara melihat kesekeliling, orang mulai memperhatikan kami.

Ara terlihat risih, tapi aku sudah terbiasa.

"Di rooftop saja." Ara menentukan pilihan.

Aku menaikkan kedua bahuku, "Geurae"

Kami berdua pun berjalan ke arah tangga.

Di tangga, kami tidak berbicara apa-apa.

Aku mengamati foto-foto yang terpajang di sepanjang tembok.

Foto saat pembukaan sekolah ini, foto saat anniversary sekolah, acara-acara sekolah, dan hal membosankan lainnya.

Lalu, kami tiba di lantai teratas. Aku belok dengan refleks, tubuhku mengenali tempat ini dengan baik.

Aku menatap pintu abu-abu itu.

Setelah kejadian hari itu, aku masih tidak kapok mendatangi rooftop.

Kenapa? Karena pada dasarnya aku memang suka di rooftop. Kejadian menyedihkan itu tidak bisa memberi dampak yang cukup untuk membuatku menjauhi rooftop.

Pintu terbuka, aku mulai berjalan ke tempat favoriteku. Yaitu tempat yang tidak dapat dijangkau oleh sinar matahari maupun air hujan.

That Day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang