Prolog

42 1 0
                                    


"Sijak!" kata wasit pertandingan.

Aku menimang serangan yang akan aku berikan pada lawan yang baru aku kenal 30 menit yang lalu. Tempo moveku cepat, sedangkan tempo miliknya cenderung santai. Kaki kirinya di belakang, akankah dia menyerangku dengan tendangan dari kiri? Aku akhirnya menyerangnya, dengan dua dolyo berkesinambungan tapi berhasil dihindarinya dengan cepat. Sesaat setelah menghidari seranganku, ia membalas menyerang dengan nare cantik. Satu poin untuknya, sial bagiku yang hanya mampu menghidari salah satu dari nare itu.

Memaksakan diri, aku melakukan dwi righi mengarah ke kepalanya. Backstepnya berhasil menyelamatkan kepalanya dari tendanganku dan justru bagian hong dari body protectorku terkena dolyo sederhana darinya. Dua poin untuknya. Aku kesal karena tak kunjung mendapatkan poin.

Belum selesai kesalku karena kecolongan dua poin, telingaku berdenging terkena dwi righi miliknya. Lima kosong untuknya. Moveku melambat kontras dengan kebiasaanku. Lincah, kata sabeumku itu yang menjadi keunggulanku. Belum selesai dengingan di telingaku, aku mencoba melakukan dua dolyo seperti serangan awal, tendangan keduaku berhasil mengenai body protector miliknya. Nahas bagiku, tendanganku barusan tak dapat poin.

Sementara aku melancarkan serangan selanjutnya, ia tetap dengan move santainya. Ap chagi yang kulancarkan hanya membuat ia melakukan backstep. Aku mendolyonya lagi, dua kali. Dia melakukan clear yang entah mengapa membuat semburat merah mewarnai pipiku. Aku tak sempat mengamankan rona wajahku karena tiba-tiba saja moumtongku terkena ap chagi darinya. Enam kosong. Tubuhku menjauh darinya.

Dia melakukan idan yang sontak membuatku menghindar, mungkin aku bergerak sesuai dugaannya karena dwi righinya lagi-lagi tepat mengenai kepalaku. Dengingan itu menggangguku, tapi aku coba membalasnya dengan dwi chagi yang sia-sia saja. Untuk ketiga kalinya dalam sparringku dengannya, dwi righi mendarat mulus dikepalaku.

Dua belas lawan kosong.

"Gouman!" perintah berhenti bagi kami.

Aku—Deviolita –kalah oleh cowok yang namanya baru ku ketahui sesaat sebelum masuk ke dojang.

tain}1�:s�

PROTECTORWhere stories live. Discover now