Part 4

8 1 0
                                    



Aku berdandan rapi mengenakan rok floral pas di bawah lutut dan long sleeve putih polos. Hari ini Ariyo dan Tatyana merayakan 4 bulan hari jadi mereka. Tiap tanggal 18, mereka mengadakan acara yang melibatkan aku tentu saja dengan status Mak Comblang sekaligus soulmate Ariyo.

Khusus hari ini, mereka mengajakku makan malam di restoran Prancis. What a waah.. tapi aku terlalu rebel untuk mengikuti saran Tatyana memakai gaun biru muda miliknya. Rok sudah cukup kasual menurutku.

Rambutku ku kuncir menghasilkan konde kecil karena memang tidak terlalu panjang, itupun menyisakan anak rambut yang membingkai wajah mungilku. Aku cantik, hahaha.

"Ayo Tuan Putri, jangan terlalu lama berdandan. Kau tidak akan lebih cantik dari Tatyanaku," Ariyo datang menganggu acara mematut di depan cerminku.

"Ck, dasar Ariyo jahat. Lagian gue gak akalah cantik kaliii dari Tatyana," aku mencebik kesal ke arahnya. Dia tertawa, tapi jangan harap itu jenis tawa yang membuat seluruh wanita di dunia akan menukar suaranya demi bersanding dengan cowok itu. Tawanya untukku lebih seperti tawa ejekan yang terbawa sampai aku tidur dan hadir sebagai mimpi buruk.

"Cantik?" katanya sangsi. Aku mengangkat daguku dengan pongah. Tentu saja, di SMA kami siapa yang tidak mengenalku dengan keimutan dan kecantikanku. Banyak cowok mengantri hanya demi makan semeja denganku saat istirahat.

"Karena gue bahkan pernah liat lo naked, gue gak minat," ujarnya melanjutkan kesangsian terhadap kecantikanku. Tunggu, naked katanya? Kapan—

"Hya! Dasar pervert! Kapan lo liat gue naked? Hah!" gue panik sepanik paniknya.

"Dududududuuduuuduuuu, buruan! Cewek gue nungguin," perintahnya sambil bersiul meninggalkan aku dengan keterkejutanku.

PROTECTORWhere stories live. Discover now