Part 11

5 1 0
                                    

"Deviolita?" seru seorang laki-laki.

"Emm. Halo, Roy," jawab Deviolita. Hari ini gadis cantik itu mengenakan kaus hijau menyala dan kemeja flanel kotak-kotak, juga rok lebar berwarna hitam.

"Wah. Kau terlihat cantik hari ini dengan rok itu. Terlihat nyaman," kata laki-laki yang dipanggil Roy tadi. Deviolita masuk dan membiarkan pintu ruangan itu terbuka. Ia memilih duduk di sofa yang berseberangan dengan Roy

"Yah... Ehm. Yerima kasih pujiannya, Roy," sahut Diviolita kikuk. Roy berdiri dan membuatkan teh untuk keduanya di sudut ruang. Hening sejenak melanda keduanya.

Sampai akhirnya Deviolita memulai celotehannya, "ada laki-laki yang tahu aku tak suka bersentuhan dengan laki-laki."

"Lalu?" tanya Roy sambil menuangkan teh dari tea pot ke cangkir-cangkir. Deviolita berpikir sejenak, tak tahu harus berkata apa.

"Kau merasa nyaman dengannya? Seperti saat kau bersama Ariyo?" Roy menanyakan hal lain untuk Deviolita. Kini cangkir-cangkir berisi teh sudah terhidang di meja.

"Tidak," ujar Deviolita sambil menggeleng.

"Dhana berbeda, Roy. Aku nyaman bersamanya... Ah, bagaimana ya... Rasanya berbeda ketika aku berdekatan dengannya dibanding aku berdekatan dengan Ariyo," jawab Deviolita.

"Jadi namanya Dhana?" tanya Roy.

"Ehmm... ya.." Roy hanya diam sambil perlahan menikmati teh dan beberapa kudapan manis. Seakan membiarkan Deviolita terus bercerita.

"Aku tak takut padanya, itu aneh kan, Roy?" tanya Deviolita. Roy tertawa mendengar pertanyaan konyol itu.

"Tentu tidak, Deviolita. Kau bertemu laki-laki yang tidak membuatmu takut. Itu jelas bagus, bukan aneh," kata Roy di sela tawanya. Deviolita termenung memikirkan perkataan Roy.

"Aku yakin daftar kecil milikmu akan semakin panjang," lanjut Roy.

"Aku harap begitu," ucap Deviolita pelan sambil bangkit dari duduknya. Roy ikut bangkit sambil tersenyum menatap Deviolita.

"Terima kasih atas waktumu, Roy. Maaf, kau tahu aku tak suka teh tanpa gula," Kata Deviolita lalu melimbai keluar ruangan Roy.

"Anytime, Deviolita," sambil tertawa. Saat Deviolita hilang dari pandangan Roy berujar pada dirinya sendiri, "laki-laki itu pasti istimewa ya, Deviolita?"

"Roy, sesi selanjutnya setengah jam lagi," ujar asisten Roy dari luar ruangan psikiater itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 07, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PROTECTORWhere stories live. Discover now