21 - Kinara, Raffa, di Warung Bi Inah, Berdua

156K 10.7K 515
                                    

Tulus - Teman Hidup

     "Saat cintanya menyihirmu dengan segala keindahan yang dia miliki tanpa mau memberimu rasa sakitnya." -Dari Anggita, untuk Kinara.

-Cool Bad Boy

****

RAFFA menghisap rokoknya dengan nikmat di warung bi Inah yang terletak di belakang sekolahan milik kakeknya. Bi Inah yang sedang menggoreng bakwanpun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Raffa yang tetap terlihat seperti dulu. Badung. Sewaktu anak itu masih kelas 11 dia sering sekali mampir ke warungnya bi Inah setiap pulang sekolah. Ketika di area sekolah tongkrongannya adalah di gudang bersama tiga teman Raffa, si Adrian, Ivan dan Naufal. Akan tetapi pas waktu pulang sekolah tongkrongannya lain lagi, yaitu warung bi Inah.

Krak

Bi Inah mematikan kompor yang sudah kucel itu dan berjalan kearah meja dagangan dengan membawa serok di tangan kanannya. Lalu meletakan bakwan hangat tersebut di atas nampan yang biasa dipakai untuk gorengan. Terlihat menggiurkan jika di makan hangat hangat ditemani secangkir kopi ataupun teh.

"Di skors ya?" Tembak bi Inah langsung. Laki-laki beralis tebal itu lantas mengangguk meng'iya'kan.

Rokok yang tadinya terselip itu kini dibuang ke bawah sepatu sportnya. Tak lupa juga untuk menginjaknya.

"Bi Inah mah tau aja," gumam Raffa sambil mengambil botol mineral yang ada di hadapannya. Langsung saja ia teguk sampai hanya tersisa setengahnya.

"Iyalah, bi Inah gituh loh." Balasnya. Raffa hanya terkekeh melihat bi Inah yang masih memiliki jiwa muda meskipun ya, sudah berumur.

Tidak lama setelah itu Kinara datang sambil masih membawa kertas absensi di tangannya. Hari ini gadis itu tampak menggemaskan, menurut Raffa. Sebab rambutnya yang biasa digerai kini di kepang dua. Terlihat biasa sih, tapi bagi Raffa tetap saja terlihat manis.

Manis

Kata itu mengingatkannya kepada Neyla. Iya, Kinara memang begitu mirip dengan Neyla. Mungkin gadis itu adalah reinkarnasinya? Siapa yang tahu bukan? Hanya cara berjalan dan tertawa mereka saja yang berbeda, selebihnya sama. Raffa baru ingat kalau tujuannya menjadikan Kinara seorang pacar adalah untuk mengobati rasa rindunya pada Neyla. Kinara hanyalah kelinci percobaannya, tidak lebih kok. Namun akhir-akhir ini, Raffa merasa ada yang salah dengan jantungnya. Ah bukan! Bukan jantungnya yang salah, tapi egonya yang terlalu besar untuk mengakui bahwa jantungnya selalu berdebar-debar saat berada di dekat gadis itu---bukan Neyla tapi Kinara.

Padahal sebelumnya hanya Neyla yang bisa membuat jantung itu berdegup dua kali lebih cepat.

Namun sekarang, Kinara, gadis polos itu, kelinci percobaannya itu, juga berhasil melakukannya.

Seperti saat ini, jarak wajah keduanya sangatlah dekat dan sudah di pastikan jantung Raffa berada di ritme cepat.

"Raff? Raffa? Muka kamu kenapa?" Kinara melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Raffa yang terlihat penuh lebam. Tapi Raffa masih bergeming.

Kinara melihat raut wajah Raffa yang detik ini menegang lalu detik berikutnya bimbang dan detik berikutnya lagi terlihat seperti...pasrah. Kening Kinara mengerut bingung. Ini sungguh suatu keajaiban! Raffa, yang tadinya Kinara pikir hanya memiliki satu ekspresi---datar ternyata salah. Gadis itu bahkan bisa melihat langsung perubahan mimik wajah Raffa hanya dalam lima detik saja!

"Biarin neng, dia mah emang gitu. Ganteng-ganteng budeg!" Sahut bi Inah tiba-tiba. Kinara menoleh dan bertanya, "Hah? Iya gitu bi?" Barulah setelah itu Raffa tersadar dan langsung memprotes.

"Jangan dengerin apa kata bi Inah," seraya mendengus. Pandangan Kinara kembali lagi kepada Raffa.

"Kalo udah di gituin mah baru deh nyadar. Dasar anak muda."

"Apa hubungannya bi Inaaah?" Tanya Raffa heran.

"Gak ada sih hehehe...." katanya sambil lalu ke dalam warung.

"Maaf ya, bi Inah emang suka gak jelas. Yaudah sini duduk." Raffa sedikit menggeser tubuhnya. Cowok itu menarik lembut tangan Kinara.

"Aku tanya, muka kamu kenapa?"

"Hah? Oh ini, biasalah, abis adu jotos." Jawabannya santai sih, tapi membuat tangan Kinara gatal untuk menabok. Ya akhirnya ditabok juga, tapi bahunya.

"Awhh! Kok nabok sih?!"

"Ya abisnya, ditanya tuh jawab yang bener kek!" Gadis itu memberenggut kesal sambil memanyunkan bibir mungilnya.

"Aku emang abis berantem Ra, aku jujur. Daripada aku bohong, hayoloh."

'Bener juga sih.'

"Yaudah sini, aku obatin." Kinara mengambil tissue basah yang ada di saku roknya. Mengelap wajah Raffa pelan-pelan. Mencuri kesempatan dalam kesempitan, itulah yang Raffa lakukan saat Kinara mengobati lukanya. Kinara terlihat serius sekali mengobati lukanya itu, padahal menurut Raffa luka segini tidak ada artinya. Tadinya Raffa ingin mencubit pipi Kinara karena gemas, tapi ia urungkan. Raffa lebih menikmati posisinya yang sekarang.

Memandangi Kinara.

Gadis itu mengambil plester dari saku roknya. Kemudian menempelkannya di sudut bibir Raffa yang sobek. Kinara bahkan ngilu melihatnya.

Kening Raffa menyatu. "Cewek emang selalu gitu ya?"

Kinara tidak mengerti, "Hah? Cewek kenapa?"

"Iya. Selalu siap sedia barang apa aja. Gak di tasnya, sakunya, pasti ada aja barang yang dibutuhkan."

"Namanya juga cewek." Balas Kinara. "Nah, udah selesai." Lanjutnya.

Raffa tersenyum. Kinara tahu itu tulus. Di lihat dari mata Raffa yang menatap mata Kinara dalam, gadis itu tahu kalau Raffa tulus berterima kasih padanya. Tapi hal itu membuat Kinara gugup!

"I-iya, oke, sama-sama." Kinara mencoba rileks. Lalu dia menambahkan, "Tapi jangan adu jotos lagi ya!"

"Nggak. Paling bogem-bogeman."

"Ih! Pokonya gak boleh! Gak boleh bogem bogeman, jotos jotosan, ataupun berantem. Gak boleh!"

"Hm."

"Hm apa?" Kinara berlagak tidak mengerti.

"Iya."

Masih ambigu. Tapi nggak apa-apa.

"Janji?"

'Enggak.'

"Iya. Janji."

~♡×♡×♡~

Author Note:

Mulmed: Raffa

Im feeling so blue right now🙈🙈

Time update; 23:23 pm

Always waiting vote&coment🐇♥😜

Love, LuluAra

BBS [1]: Cool Bad Boy [Available At Bookstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang