50 - Kelulusan

131K 6.9K 1K
                                    

Younha - Pray

"Saat semuanya ku anggap baik-baik saja, ternyata itu hanya delusional semata. Semua masih sama, masih rusak dan membekas." -Cool Bad Boy

-Cool Bad Boy

****

Walaupun sedikit kesulitan saat keluar dari mobil milik Raffa, akhirnya Kinara bisa bernafas lega juga setelahnya. Ini semua karena kebaya yang ia pakai sekarang.

Raffa menyodorkan lengan sebelah kirinya untuk Kinara. Si perempuan tersenyum sebentar lalu menerimanya dengan senang hati.

"Siap?" Raffa menggerakan iris matanya ke bawah.

Kinara mengangguk mantap, "siap!"

Mereka berdua berjalan beriringan menuju sebuah gedung megah yang menjadi tempat perpisahan seluruh murid tingkatan akhir di Bakhti Utama tahun ini. Tak salah jika semua orang menobatkan sekolahan tersebut menjadi sekolahan ter-elit, sebab lihatlah betapa mewahnya dekorasi yang ada lengkap dengan segala sesuatunya. Pastilah itu memakan biaya yang tidak bisa dibilang hanya pas-pasan.

"Weist, bro! Ini dia most wantednya baru dateng sama tuan puteri." Ivan datang menghampiri Raffa dan Kinara yang baru saja sampai di pintu utama.

Naufal ikut-ikutan bergabung sambil menggandeng Anggita di sampingnya.

"Gimana? Siap gak lo buat penobatan 'Murid Paling Teladan Tahun Ini?', hah?" Gurau Naufal tersenyum geli.

Prima yang tepat berada di sebelahnya reflek memukul bahu Naufal. "Jangan mimpi lo! Mana ada sejarahnya lo berempat jadi murid teladan." Sungutnya.

"Betul tuh! Gue setuju!" Ica membenarkan.

Adrian maju satu langkah, "Eh jangan salah ya, kita gini-gini tuh sering belajar di warungnya bi Inah." Seraya merapikan rambut.

"Apaan, bawa buku aja cuma satu, pulpen dapet nyolong sok-sok an belajar." Anggita ikut-ikutan angkat bicara.

"Yaudah terserah, cewek mah emang selalu bener, kan?" Sahut Ivan kemudian. "Raff, kita perlu bicara sama lo bentar." Lanjutnya.

Raffa mengangkat satu alis, "tinggal ngomong apa susahnya."

"Yeu, si pinter. Ya enggak disini lah." Balas Ivan memutar bola mata.

Raffa diam sejenak. Dia lalu menundukan kepalanya memandangi Kinara. "Kamu duluan aja gak papa, kan?"

Kinara mengulum senyum dan menganggukan kepala. "Iya. Gak papa kok."

Anggita menarik tangan kiri Kinara, otomatis pegangan gadis itu terlepas dari lengannya Raffa.

"Yaudah, ayo kita masuk. Biarin para cowok brandalan kayak mereka ngerumpi dulu."

"E kampret! Mana ada cowok brandalan ngerumpi. Yang ada tuh ngobrol ala gentle man!" Protes Ivan tidak terima opininya si perempuan yang mengenakan kebaya warna merah darah itu.

Anggita mengibaskan rambutnya yang tergerai bebas, "B aja!"

"Udah yuk ah, kita masuk." Ica menarik tangan Kinara dan juga Anggita bersamaan. Sedangkan Prima serta Bella menyusul di belakang mereka.

BBS [1]: Cool Bad Boy [Available At Bookstore]Where stories live. Discover now