Part 6 [He's So Handsome]

36.2K 1.8K 3
                                    

Airen Side

Aku memandang bukuku sendu, guru aneh itu memberikan tugas kepadaku 5 soal. Aku hanya dapat menjawab 3 soal. Namun, ini seperti kemenangan untukku, karena setidaknya aku bisa menjawab soal tersebut, walau aku tahu itu tak seberapa.

Aku membaca soal itu dengan teliti, aku mearasa cara ini tidaklah asing. Perlahan lahan, aku mengerti bagaimana cara mengelola angka angka yang tak masuk akal ini.

Aku mencoret beberapa lembar, dan menjawan dengan lembar lainnya. Ini rumit, biasanya aku yang tinggal melihat usaha orang lain kini aku harus berusaha.

Apakah mereka berusaha sekeras ini? Ini sulit.

Satu soal terjawab, tersisa satu lagi.

Aku yang cukup menyerah pun memutuskan untuk menutup buku ku, dan berjalan menuju kasurku.

Ini sudah cukup malam, dan aku mengantuk.

Dan tanpa kusadari, aku tertidur. Lelah ini sudah cukup menguasaiku.

***

"Heyy Airenn.. Bangun!!" pekik ibu, akupun mengacuhkan pekikkan tersebut.

"Aireeen, ini sudah pukul 7.12, kau telat!!" ucap ibu yang membuatku sontak bangkit dan meraih alarm disampingku.

Tidak, perkataanya benar!!

Dengan sigap, aku mulai berjalan cepat menuju kamar mandi. Tak butuh waktu lama, aku keluar dari kamar mandi, dan memakai seragamku. Dan langsung membawa tasku pergi, melewati sarapan hari ini.

Aku berlari menuju sekolah, ini melelahkan! Yang aku pikirkan tentang siapa guru piket hari ini? Apakah ia galak?

Sesampainya disekolah, aku memanjat gerbang sekolah, dan masuk begitu saja.

Aku melewati koridor lapangan sekolah secara mengendap endap. Berharap tidak ada yang melihat kearahku.

"Airen, kau telat." ucap seseorang yang menghentikan langkahku. Matilah aku, apa yang harus ku perbuat?

Tubuhku sudah mulai dingin, dan sepertinya kaku. Aku membalikan tubuhku perlahan, ternyata guru aneh itu.

Akupun menatap kearahnya, dan ia berjalan menghampiriku. Sedangkan aku? Hanya tersenyum kikuk dibuatnya.

"Kenapa kau telat?" tanyanya datar, dan berdiri tepat didepanku.

"Karena kesiangan." jawabku, iapun menyerngit.

"Kenapa bisa kesiangan?" tantanya yang membuatku menatapnya horor. Sebegitu penasarannya kah ia kepadaku?

"Karena tugas yang kau berikan semalam! Aku mengerjakan empat soal dalam waktu tiga jam!" ucapku, entah kenapa mulai emosi. Kenapa aku seperti ini?

Iapun menaikan sebelah alisnya, dan menatap kearahku dari atas hingga kebawah.

"Ikut aku" ucapnya, matilah riwayatku!

Akupun mengikuti langkahnya dari belakang, dan menundukan wajahku kesal sesekali menggerutu.

Ia pasti akan menghukumku, dan memberikan tugas Matematika dengan sangat sulit dan banyak! Memikirkan saja membuatku sedikit horor.

Akhirnya, ia berhenti pada ruangannya, dan membuka ruangan tersebut.

"Masuk" ucapnya mempersilahkan masuk, dan tentu, aku masuk dengan langkah yang sedikit gemetar. Membayangkan soal matematika saja membuatku sedikit menyesal.

Iapun ikut masuk dan mengunci ruangannya. Eh? Mengunci ruangannya? Apa yang akan ia lakukan!!

"Aku tak akan melakukan apapun padamu, duduklah dikursiku" ucapnya seperti Mindreader. Akupun yang terlanjur takut, hanya bisa menuruti perintahnya.

Setidaknya, aku selamat dari hukuman menyapu halaman.

Iapun melepas jasnya dan melemparnya di sofa yang berada di ruangan ini, lalu melipat lengan kemeja putihnya hingga berada di lengannya.

Tidak, ia sangat seksi!!

Aih Airen, apa yang kau pikirkan?!

"Keluarkan tugasmu" ucapnya, akupun mengeluarkan buku tugasku. Iapun berjalan menghampiriku dan berdiri disampingku. Ia pun mencondongkan tubuhnya menatap kearah bukuku, sehingga wajahnya dekat denganku.

Astaga, kenapa badanku menengang? Seperti rasa gugup?

Aku memerhatikan wajahnya, ia terlihat sangat tampan ketika serius memeriksa hasil kerjaku. Ia menatap bukuku secara terliti dan serius, sedangkan aku serius memandang wajahnya.

"Airen, kau salah satu, dan satu soal tidak kau jawab" gumamnya dan tetap memandang kearah buku.

"Airen, kau-" ucapannya terpotong saat ia menghadapkan wajahnya kearahku.

Wajah kami sangat dekat, hingga nafasnya terasa di wajahku.

Ia terlihat tampan saat dekat denganku, dan aku tak ingin menepis fakta itu.

Ia adalah guru yang tampan. Yah, guru..

My Posesive TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang