Part 13 [Don't Meet With Him!]

31.5K 1.7K 14
                                    

Airen Side

Sepertinya, caraku mengebrak Miss Raina kurang tepat. Aku memilih untuk berdiri di gedung yang paling atas dan menikmati suasana yang ada disini. Angin berhembus mengenai wajahku, menyentuh kulitku seakan mereka datang dam pergi. Memejamkan mataku, dan menikmati cahaya matahari yang menyinari tubuhku.

Aku tersenyum, sepertinya aku sangat bahagia saat ini. Entah kenapa, dan alasan apa aku juga tak tahu.

Aku menggengam bukuku erat dan membuka mataku pelahan lahan. Cahaya matahari mulai menasuki retina mataku, dan menyinari kegelapan yang kulihat tadi.

Cahaya.

Cahaya? Tapi yang terlintas dipikiranku adalah, cahaya sebuah kebenaran. Entahlah, aku merasa ada yang mengganjal dari diriku.

Tak lama, sekelebat bayangan tentang guru aneh itu muncul. Ini lucu, ia menyukaiku?

Umurku terpaut sangat jauh. Aku berumur 17 tahun sekarang, sedangkan ia? Ia bahkan sudah berumur 30 tahun! Ini aneh bukan?

Sepertinya, aku membuat sebuah delusional dari pikiranku. Ia tak akan pernah menyukaiku. Tak akan.

"Sampai kapan kau terus berada disana?" tanya seseorang yang membuatku menatap kearahnya.

Hans?

"Kau termenung disini, dan menikmati angin yang berhembus. Untung, hari ini tidak terlalu panas" ucap Hans melangkah menghampiriku. Aku yakin, guru itu tidak akan datang menghampiriku karena bagaimanapun, ia sudah memiliki tunangan.

"Kau sangat berani memang" ucapku sedikit menyindir dirinya. Karena, ia tetap menghampiriku walau guru gila itu sudah memberi warning untuknya.

Ia berdiri tepat disampingku, dan memejamkan matanya dan kemudian ia tersenyum.

"Aku tak peduli. Bahkan ia menghajarku aku tak peduli. Cinta tak memandang rintangan bukan?" ucapnya yang membuatku mengerutkan dahi.

Cinta? Ia berbicara tentabg cinta? Apakah ia bermaksud mempermainkanku? Kemana rasa gugupku? Kenapa semua menghilang?

"Cinta. Satu kata yang membuat orang menjadi gila" ucapku sinis.

"Seperti Mr. Steven" ucap Hans yang membuatku tertawa. Benar perkataanya. Tapi, bagaimana jika aku membalas cintanya? Karena, aku tak tahu apa yang terjadu kedepannya. Semua bisa berubah, karena didunia semua bergerak secara dinamis. Tidak ada yang statis didunia ini.

"Tapi, aku bisa saja meninggalkanmu dan berpaling pada guru itu. Karena, aku tak mau menepis fakta jika sewaktu waktu aku bisa menyukainya. Kita tak tahu, apa yang akan terjadi nantinya. Waktu terus berjalan, dan saat itu juga aku menghabiskan waktu dengannya" ucapku dan memejamkan mataku.

Ada rasa takut yang keluar dari diriku. Sepertinya, sesuatu yang buruk akan terjadi padaku.

"Tapi kau harus bertindak secara rasional, Airen. Bagaimanapun, ia sudah terlalu tua untukmu. Ia lebih pantas dengan wanita yang sebanding dengannya." ucap Hans yang membuat perasaanku nyeri. Benar, aku tidak boleh melupakan fakta tersebut.

"Tapi, jika sewaktu waktu aku menyukainya dan membalas perasaanya.." ucapku terputus, dan membuka mataku. Aku dapat menangkap jika tangan Hans terkepal kuat. Ia marah. Apakah ia cemburu?

"Aku tidak akan peduli dengan sekitarku. Bahkan sekalipun kau"

"Airen!!" panggil seseorang kepadaku. Ia tepat dibelakangku. Aku membalikkan tubuhku dan mendapatkan entitas yang kubicarakan tadi.

Gury aneh itu, dengan tatapan tajam yang menujuk pendanganku. Tangan yang terkepal dan muka yang memerah. Apakah ia marah? Atau ia cemburu?

Aku hanya bisa membalas tatapannya dengan tatapan tenang, seolah tak ada yang terjadi. Ini bukan sifatku. Sifatku yang Sanguin dan tidak tenang, membuatku sedikit bingung.

"Ikut aku" ucapnya dengan geraman kecil, aku melangkah menghampirinya. Namun, langkahku tertahan saat Hans memegang tanganku.

Ia menahan langkahku.

Aku melepaskan tangannya kasar dan menatap kearahnya. Ia juga sepertinya marah.

"Aku tak akan melakukan apapun" ucapku dan meninggalkannya dan mengikuti langkah guru aneh itu.

"Kau, ke apartemenku sekarang. Ibumu sudah mengijinkanku untuk membawamu. Tidak ada penolakan!" ucap guru aneh itu terkesan tak sabar. Aku hanya tersenyum tenang. Ini sisi lain dari diriku kah?

"Dan satu lagi! Jauhi dia dari dirimu atau aku akan memberikan hukuman diluar ekspetasimu! Camkan!" ucapnya, aku hanya mengangguk..

Sepertinya.. Ada rasa aneh yang terselip dalam diriku..

My Posesive TeacherWhere stories live. Discover now