Part 29 [No, Biich]

26.1K 1.3K 10
                                    

-------------5 Month Later-----------

Airen side

"Selamat Airen, kau lulus!" ucap seseorang kepadaku, tentu ia adalah Vimoran, temanku di sini, Netherland.

"Tentu, untukmu juga Vi!" ucapku dan memeluk kearahnya.

Sekarang kami berada di taman dan menikmati sisa sisa sekolah kami.

Tak terasa 11 bulan sudah kulewati. Bulan depan, aku akan kembali menuju tempat asalku, dan bertemu ayah dan ibuku.

Mungkin, guru aneh itu juga.

Ah, tak mungkin. Aku sendiri sudah mengatakan jika aku tak akan bertemu lagi dengannya. Jadi, untuk apa aku memikirkannya?

Aku melangkah menuju koridor, dan bertemu dengam teman sederajatku. Mereka semua tampak senang, sama sepertiku. Aku juga ikut tersenyum dan membalas pelukan mereka saat mereka memelukku.

"Airen.." panggil seseorang dibelakangku. Aku membalikan tubuhku, dan aku mendapati Biich berdiri dibelakangku.

Ada apa ini?

Lantas, semua murid menatap kearah Biich dan aku. Aku yang ditatap hanya diam dan menatap kearah Biich bingung. Ia mau apa?

Tak lama, ia melangkah mendekatiku, dan tersenyum kearahku. Lalu, ia menumpukan kakinya di depan diriku, layaknya seseorang pria melamar seorang wanita.

Aku syok, sangat syok. Aku tak menyangka, jika ia akan melakukan hal gila ini. Aku mempunyai insting, jika ia akan melakukan sesuatu yang tak kusuka.

"Airen.. Will You Be my girlfriend?" ucap Biich yang membuatku diam, dan anak anak di dekatku bersorak sorai. Astaga, aku bingung sekarang.

"Terima saja, Airen!" ucap salah satu teman menyenggolku. Tak lama, banyak orang yang mengatakan demikian, namun semakin lama semakin seperti sorakan.

"Terima! Terima! Terima!" sorak mereka yang membuatku memejamkan mataku.

"Aku sebenarnya menyukaimu, tidak, bahkan mencintaimu sejak awal. Saat kita bertatapan dalam jarak dekat. Saat matamu dan mataku bertemu dan ah semua tampak indah. Seakan, keindahan dunia memasuki mataku. Aku sendiri tidak bermaksud mengatakan omong kosong. Bagaimanapun, aku tak mau membohongi perasaanku sendiri"

Tidak, kenapa aku bisa mengingat kata kata itu?! Itu yang dikatakan guru aneh itu kepadaku sejak lampau bukan?! Kenapa bayang bayang perkataan itu semakin menghantuiku?!! Perkataan guru aneh itu muncul?!!!

"Biich.." ucapku, sorakan anak anak kembali terhenti menunggu jawabanku.

Aku membuka mataku, dan menatap kearah Biich sebentar, lalu menghembuskan nafas ku.

"Biich, kita tidak bisa menjalin hubungan. Seandainya kita menjalin hubungan, itu tak akan lama. Karena bagaimanapun caranya, aku akan pulang ketempat asalku." ucapku, mereka hanya mendesah kecewa.

"Tapi, aku bisa mengikutmu ketempat asalmu, Airen!" elak Biich yang membutku menghela nafas. Mungkin, aku harus mengeluarkan sebuah kalimat entah mengandung unsur kebohongan atau kebenaran. Aku sendiri juga tak akan mengerti. Ini rumit.

"Tapi tetap tidak bisa, Biich. Aku sudah memiliki kekasih!" ucapku pada akhirnya, mereka semua terdiam. Ada beberapa yang bereaksi terkejut seperti Biich. Ada..

"K-kau memiliki kekasih?" ucapnya, aku hanya terdiam. Aku sendiri juga bingung, apakah aku masih dianggap kekasih atau tidak.

"Airen.." panggil seseorang, aku menatap kearah orang tersebut. Ah, Vimoran.

"Bibi mu sudah menunggumu" ucap Vimoran yang membuatku tersenyum.

"Sampai jumpa, semuanya" ucapku, dan melangkah jauh menuju gerbang sekolah.

Hari ini aku terbebas dari mereka, tapi hari ini juga aku terjerat kembali dalam masa laluku.

"Airen!" panggil bibi Cloude saat melihatku, aku hanya melambaikan tangan kearahnya, lalu berdiri tepat didepannya.

"Ada apa, bibi Cloude?" tantaku, ia hanya menghela nafas kecewa. Yah, sepertinya ia kecewa. Kenapa?

"Saat pulang, aku mau menyampaikan sesuatu padamu" ucap bibi Cloude yang membuatku mengangguk.

Tentang apa? Kenapa bisa seperti itu? Entalah..

***

"Kenapa, bibi?" tanyaku, bibi Cloude saat kami sudah sampai rumah. Kami duduk di kursi dapur, dan menatapku dengan tatapan takut. Takut apa?

"Airen.. Hari kau berkemaslah.." ucap bibi lemah yang membuatku mengerutkan dahiku. Maksud perkataanya apa? Ia ingin mengusirku seperti itu?

"Ayahmu kemarin menelfonku, saat kau sudah terima surat kelulusan kau harus pulang untuk mengurus perkuliahanmu" ucap bibi yang membuatku menatapnya sedih. Aku tidak ingin meninggalkan bibi begitu saja, tidak tidak mau.

"Tapi, bisa diundur bukan?" tanyaku, ia hanya bisa menggeleng.

"Ayahmu sudah mengirimkan tiket, dan tiket bisa digunakan hari esok. Jadi, kau pulanglah" ucap bibi yang membuatku menatapnya sedih. Aku memeluk bibi Cloude sebentar, dan membisikan satu kata dengannya..

"Aku akan merindukanmu, bibi Cloude.."

My Posesive TeacherWhere stories live. Discover now