Dr. Martin

29 1 0
                                    


"Cass!!" Aku berlari menghampiri Cassidy yang tengah berdiri di depan lokernya. 

Aneh! Biasanya aku datang lebih dulu darinya, tapi pagi ini ia berangkat lebih awal.

"Kau kelihatan pucat, apa kau sakit?" aku memegang lengannya.

Cassidy menggeleng lemah, "Aku tidak apa-apa, cuma tidak bisa tidur semalaman." Suaranya terdengar lemah.

"Jangan jawab aku dengan 'Tidak apa-apa' Wajahmu menunjukkan ekspresi sebaliknya," aku meletakkan telapak tanganku ke dahinya, suhu tubuhnya tinggi. "Astaga, badanmu panas! ayo pergi ke tempat Dr. Martin." Aku menunjuk klinik sekolah di ujung lorong.

Cassidy menurunkan tanganku dari dahinya, "Kate, kau bereaksi berlebihan

lagi. Ini cuma demam biasa, aku tidak perlu ke klinik." Ia menggelengkan kepalanya dan berniat berjalan masuk ke kelas, aku memegang pergelangan tangannya.

"Kita harus ke tempat DR. MARTIN sekarang!" aku memberi penekanan pada kata Dr. Martin, agar Cassidy tahu betapa seriusnya aku.

Kami berjalan bersama menuju ruangan Dr. Martin, aku mengetuk pintu klinik dan tak berapa lama seorang wanita membukakan pintu untuk kami.

"Oh Cassidy, Katherine.. masuklah." Dr. Martin berdiri di depan pintu, ia terlihat kaget melihat kedatangan kami berdua.

"Apa yang terjadi?" Wanita berambut hitam sebahu itu terlihat khawatir ketika aku membimbing Cassidy ke tempat tidur.

"Aku cuma kurang tidur semalam dan Kate bereaksi berlebihan seperti biasanya." Cassidy bersungut ke arahku dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Kau harusnya bersyukur sayang, itu tandanya Kathrine sangat memperhatikanmu. Kau punya keluhan yang lain?" Dr. Martin mengambil stetoskop dan berniat memeriksa Cassidy.

"Aku tidak apa-apa, aku cuma butuh tidur.." Cassidy menarik selimut hingga sebatas leher, persis seperti anak kecil. Aku menatap ke arah Dr. Martin yang juga menatap heran ke arahku.

"Kau bersikap konyol." Aku menggelengkan kepalaku ke arah Cassidy.

"Kate, kau akan terlambat masuk kelas. Jangan khawatir, aku akan menjaganya." Dr. Martin tersenyum ke arahku, aku menatap Cassidy sejenak, ia mengangguk setuju dengan saran Dokter Martin.

"Okay, aku pergi dulu."

"Uhmm, Kate..." Suara Cassidy terdengar. Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke arahnya, "Ya?"

"Terimakasih." Cassidy bergumam dari balik selimut, aku tidak bisa melihat wajahnya dan hanya tersenyum sembari berjalan ke luar ruangan.

"Kau sama sekali tidak berubah." Bisikku.


SPACESWhere stories live. Discover now