WilloWee

27 1 0
                                    

Sudah hampir dua jam kami bermain video game dan berhenti ketika suara ibu Charlie terdengar samar-samar menyuruh Charlie turun.

"Aku pergi ke bawah sebentar." Charlie berbisik dari balik pintu, aku mengangguk dan menaruh remote controller di atas karpet. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dan aku tidak tahu sampai berapa lama Charlie akan membantu ibunya.

Aku merebahkan diri di atas kasur, aku sering mampir kemari setiap pulang sekolah. Keluarga ini sangat baik padaku, ketika hari Natal mereka memberikan aku hadiah sepasang sweater kembar untukku dan Charlie yang di jahit sendiri oleh Kayla Evans, ibu Charlie.

"Jack?" sebuah suara terdengar memanggil namaku, aku menoleh dan melihat kepala menyembul dari balik pintu. Rupanya Poppy, adik Charlie.

"Ya Pop?" aku bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu, Poppy hanya mengenakan Tank top putih dengan celana pendek berwarna hitam dan sepasang sendal dengan motif bunga-bunga.

"Kau sibuk?"

"Humm tidak," aku menggeleng, " Kenapa?" Poppy tersenyum " Kau mau mengantarku ke Sunset Park?" Pintanya.

"Kau tidak pergi dengan Charlie?" aku menunjuk Charlie yang tengah membawa kantong sampah berwarna hitam ke luar. 

Poppy mendesah kesal, " Jack, teman-temanku pasti mengejekku kalau Charlie yang mengantarku ke sana," Ia menggelengkan kepalanya ke arah Charlie yang tengah memasukkann plastik hitam ke dalam tong sampah.

"Aku sudah bilang ke Mom, kita pergi 1 jam lagi?"

Aku mengangguk, "Okay, satu jam lagi."

Poppy tersenyum, mata hazelnya berbinar menatap ke arahku,

"Terimakasih Jack." Ia berbalik, dan berjalan ke arah kamarnya.

Aku berjalan masuk kembali ke kamar dan mendadak ingin mencari tahu lebih dalam tentang kejadian semalam, pasti berita tentang Wyatt tertulis di koran lokal. 

Aku menoleh ke arah komputer Charlie, sepertinya aku bisa memakainya sebentar. Aku berjalan ke arah meja belajarnya dan menghidupkan layar komputer. Rupanya tampilan di layar langsung terhubung ke blog Charlie yaitu, SinC. Aku tidak tertarik untuk mengetahui lebih dalam apa yang dilakukan Charlie dengan blognya, aku berniat mencari tahu tentang Daniel Wyatt namun sebuah pesan baru muncul.

WillowWee: Bapa, Apa kau sibuk?

Aku mengernyitkan dahiku, Bapa? mereka memanggil Charlie dengan

sebutan Bapa? Aku tahu bahwa tema blog ini adalah tempat pengakuan dosa, namun aku tidak pernah membayangkan jika mereka benar-benar memanggil Charlie dengan sebutan Bapa. Aku tertawa geli dan iseng membalas pesan WillowWee, bukankah ini adalah klien kelas A yang sering di ceritakan Charlie? Aku penasaran seperti apa WillowWee yang terkenal itu.

Bapa: Tidak anakku!

WillowWee: Boleh aku bertanya?

Bapa: Silahkan..

WillowWee: apa kau pernah pernah melakukan sesuatu yang buruk?

Bapa: Yep! sering.

WillowWee: Apa kau merasa bersalah?

Bapa: Kadang-Kadang.

WillowWee: Bapa, kau percaya dengan kesempatan kedua?

Bapa: Aku tidak tahu. Apa kesempatan seperti itu benar-benar ada?

WillowWee: Kalau kau memiliki kesempatan untuk memulai semuanya dari

awal, apa kau mau mengambil kesempatan itu? 

Aku menarik nafas panjang, jika aku memiliki kesempatan untuk memulai semuanya dari awal dan lepas dari semua ini, tentu saja aku akan menerimanya.

Bapa: Tentu saja aku akan mengambilnya dan aku akan pastikan bahwa aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang aku dapatkan. Aku mendengar suara langkah kaki, aku menghapus obrolan dan mematikan komputer.

"Kau sudah selesai?" aku duduk di atas karpet dan memegang stick controller ketika Charlie berjalan masuk ke dalam kamar.

"Yeah, aku baru selesai. Maaf membuatmu menunggu." Ia duduk di sebelahku.

"Tidak masalah." Aku tersenyum ke arahnya sembari mengatur nafasku yang tidak beraturan.

SPACESWhere stories live. Discover now