6. Komplek Jogja Regency (C)

68 6 0
                                    

Mereka kembali ke kawasan Candi, untuk mengambil motor.

"Rumah kamu dimana, Ran?" tanya Bayu sambil memundurkan motor lalu membelokannya ke arah jalan keluar area candi.

"Di daerah perumnas, tepatnya kompleks Jogja Regency." Bayu memasang standar motor.

"Oh, daerah itu, untungnya lumayan paham, soalnya kosan si Rija deket-deket situ, udah sering juga kesono kok" ucap Bayu sambil memberikan Ranti helm yang sering ia bawa kemana-mana.

Bayu mulai menyalakan motor, Ranti sudah duduk di jok dan bersiap diantar pulang. Wulan terlihat duduk di belakang Rama, sedangkan Reza sendirian.

"Aku duluan, nanti ketemu dirumah!" seru Bayu yang perlahan meninggalkan lokasi kawasan Candi Prambanan.

Ranti menikmati perjalanannya menuju ke rumah, lampu jalanan jogja yang apik, dan angin malam yang membelai wajahnya juga menerpa tubuhnya lembut.

Ditambah bau parfum Bayu yang menusuk hidung, Ranti merasa ini lebih indah dibanding dengan adegan candle light dinner yang sering ia tonton di televisi.

Bayu yang melihatnya dari kaca spion motor tersenyum.
"Kamu asli Jogja Ran?" Suara Bayu yang berat itu menginterupsi Ranti dari khayalannya.

"Iya, saya asli Jogja. Kalau kamu sendiri?"

"Saya mah bukan asli Jogja, tapi asli orang Bali". Ranti mengangguk-angguk pelan.

"Oh, terus disini nge-kos?"

"Eggak ngekos kok, tapi tinggal dirumah nenek." Ranti mengangguk lagi, ia terus menerus ingin mengetahui kehidupan Bayu.

"Terus, kok bisa kenal Rama sama Reza?." Ranti benar-benar kepo akut, untungnya Bayu orang yang friendly, ia bisa dengan mudah dekat dengan seseorang dan banyak orang yang tidak canggung saat mengobrol dengan nya.

"Waktu SMP, saya pernah tinggal di daerah Jakarta, terus satu sekolah sama si Rama. Dan kita deket banget, dia juga ikut saya tinggal dirumah Nenek sekarang. Kalo sama Reza, kami kenal waktu mos kampus."
Ranti mengangguk-nganggukkan kepalanya, mencerna setiap perkataan bayu.

"Eh, ini belok kanan atau lurus nih?" tanya Bayu.

"Iya kanan, katanya udah sering kesini, gimana sih" cibir Ranti.

"Saya suka lupa pas ada perempatan disini Ran."

Sisa perjalanan menuju rumah Ranti dihabiskan oleh mereka saling diam. Diam-diam saling pandang lewat kaca spion motor.

Diam-diam saling berbalas senyum. Diam-diam menyimpan rasa kagum. Diam-diam menyimpan rasa nyaman. Diam-diam menyimpan rasa penasaran.
Semua terjerembab dalam sebuah kata 'diam'.

"Rumahmu yang mana Ran?"

"Cat warna hijau terang ituloh."

Tunjuk Ranti dengan tangan kanannya.

Mereka sudah sampai di depan rumah, terlihat sebuah bangunan rumah yang minimalis dengan lantai dua yang terlihat kosong, karena tidak dibuat ruangan dan dibiarkan kosong, serta terdapat tempat jemuran di sana.
"Makasih ya, udah nganterin.
"Iya sama-sama. Saya pamit ya Ran."
"Iya, hati-hati pulangnya"

-Secangkir Kopi Rindu-

Bayu sampai dirumah Neneknya, motornya ia parkikan di carport rumah yang bersisian dengan motor Rama.

"Kok baru sampe Bay?" tanya Rama.

"Beli martabak dulu tadi, laper lagi nih." Tanpa disuruh sang pemilik, Rama langsung membuka kotak martabak dan menyantap martabak yang dibawa Bayu.

Secangkir Kopi RinduOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz