12. Vintage

29 3 0
                                    

"Kadang kita sulit untuk melupakan masa lalu, karena kata rindu"
-Bayurans

Happy reading!!
Mari~

***

Malam yang syahdu. Angin malam yang membelai pelan membuat jiwa tentram. Purnama yang terpajang elok di cakrawala sana memancarkan sinar yang paling terang.

Sayangnya, rasi bintang tak terlihat malam ini di langit Jogja. Jangankan rasi bintang, satu bintang pun tak terlihat malam ini.

Dibalik jendela yang tertutup tirai, terpampang jelas seorang wanita yang berulang kali memijit pangkal hidungnya. Posisi duduknya berulang kali gelisah. Tangan kanannya mengambil cangkir yang berisi cairan hitam pekat yang tinggal tersisa setengahnya.

Pelan dia menyesapi cairan yang mulai dingin. Angin malam yang menilisik lewat jendelea yang dibuka, membelai kulitnya.

Menyipi cairan hitam yang melewati kerongkongan, membuatnya rileks sesaat. Beberapa kali meneguk cairan hitam itu, dia menyimpannya kembali di sebalah kanan laptop. Jemari tangannya kembali menekan keyboard laptop, kepalanya sesekali menoleh pada halaman buku yang terbuka.

Keningnya beberapa kali mengerut, mencoba memahami isi kalimat yang ada di buku. "Umm... Ohhh... Jadi intinya begini toh, kalo gini mah udah jadi dari tadi," ucapnya.

Tangannya mengambil stabilo yang ada dihadapannya, kemudian memberi warna pada salah satu halaman buku tersebut.

"Alhamdulillah beres."

Badannya ia tegakkan, guna meregangkan otot punggung. Kedua tangannya diangkat ke atas, seperti orang yang baru memenangkan trofi. 

Baju tidur bergambar minion bergerak  mengikuti si pemakai. Dia mengambil ponsel nya yang tergelatk di atas nakas sampig tempat tidur.

Ada beberapa notif yang muncul saat dia menyalakan layar. Wulan, grup kelas, beberapa teman-temannya, dan salah satunya, pesan dari Bayu. Ranti memilih membuka pesan yang dikirim oleh Bayu.

Ternyata pesan suara dikirim Bayu saat sore hari. Ranti meng-klik tombol play. Suara petikan gitar mulai terdengar
mengalun merdu. Kamarnya yang hening kini ramai dengan melodi indah dari ponsel Ranti.

"Mood buster banget deh."
Ranti tersipu malu di depan layar HP sambil membayangkan wajah si pemain gitar.

Petikan gitar yang berubah menjadi fingerstyle. Intro lagu yang mulai masuk pada bait lagu. Ranti ikut menyanyikan lagu nya. Kaki nya menghentakkan lantai kamar.

Hatinya menghangat. Perutnya seperti di gelitiki. Tidak, bukan digelitiki. Mungkin disana ada milyaran kupu kupu yang terbang. Apa jatuh cinta memang se dahsyat ini?

Tapi, bolehkah Ranti menyebutnya seperti itu? Bahkan intensitas pertemuan mereka bisa di hitung jari.

Ranti tak bisa menampik rasa bahagia nya saat ini. Ia ingin terus rasa seperti ini tak pernah hilang. Karena ini seperti membuatnya bisa merasakan seperti orang lain rasakan. Rasa saat jatuh cinta.

Kaki nya bergerak lincah, membuka jendela yang berbentuk sliding door. Suara gitar masih mengalum dengan lembut.

Angin malam kian semakin menusuk pori-pori kulitnya. Baju dan rambutnya menari. Lagu berdurasi tiga menit itu tak terasa telah usai. Layar ponsel nya kini menampilkan room chat nya dengan Bayu.

Ranti Abhinaya : Makasih Bay lagunya, aku suka hehehe

Tanpa ada jeda, pesan yang dikirim Ranti langsung terbaca oleh Bayu. Dengan harap-harap cemas, Ranti menunggu balasan dari Bayu. Ranti tersentak kaget saat handphone nya berdering nyaring sangat lama. Bayu menelpon nya!

Secangkir Kopi RinduWhere stories live. Discover now