15

1.4K 181 23
                                    

Taehyung melajukan mobilnya, pagi ini rasanya emosinya sedikit terkuras. Selang beberapa menit Taehyung tiba di kantornya, dengan langkah yang lesu Taehyung memasuki kantornya, sapaan dan ucapan dari para karyawan yang bekerja di sana tidak Taehyung hiraukan, Taehyung terus berjalan dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Taehyung memasuki ruangan yang adalah ruangan tempat Irene bekerja. Taehyung menatap nanar ruangan ini, Taehyung menutup pintu dan berjalan ke arah sofa, di sandarkannya punggungnya di sofa itu dan mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku? kenapa kau pergi? Aku masih tidak menyangka jika kau pergi meninggalkanku, aku tidak bisa merelakanmu, aku tidak mengiklaskanmu pergi Irene-ah..."

"Andai aku bisa memelukmu dan menyentuhmu, maka aku akan melalukannya sekarang juga... Aku sangat berharap kau bisa merelakan dan mengiklaskanku agar aku bisa pergi dengan tenang..." ucap wanita yang sudah tidak memiliki raga itu dan berbeda alam dengan manusia.

Taehyung tersadar sedari tadi beberapa kali tangannya di jatuhi tetesan air entah dari mana asalnya, dibilang hujan dan atap bocor tidak mungkin secara jelas dapat Taehyung lihat dari balik jendela kaca di luar tidak sedang hujan.

****

Sudah hampir petang, dari siang sampai menjelang petang ini Sinb berada di balkon kamarnya tidak melakukan apa-apa selain diam dalam tangis.

Pernikahan yang baru berjalan satu hari saja sudah seperti ini, bagaimana selajutnya?
Sinb juga terbayang akan ucapan Taehyung yang akan menceraikannya jika sudah 2 minggu, ditambah Jungkook yang hadir lagi dalam hidupnya mengingatkan memori pahit 3 tahun yang lalu.

Sinb benar-benar berharap ini akan berakhir secepatnya, ia tidak mau kenangan pahit itu terulang padanya dan Taehyung meski dengan cara berbeda tetap saja di tinggalkan orang yang di cintai itu sangatlah sakit, Sinb tidak ingin ia merasakan itu untuk yang kedua kalinya.

Suara bel menghentikan tangis Sinb, dengan cepat kaki Sinb berlari kecil untuk tiba dibawah dan membukakan pintu.

Taehyung menatap mata Sinb yang sedikit bengkak, tanpa harus berpikir panjang pun Taehyung tahu Sinb pasti habis menangis.

"Lama sekali!" bentak Taehyung memasuki rumahnya itu.

"Aku... mencintaimu, Taehyung-ah!" ucap Sinb pelan yang membuat Taehyung membulatkan matanya, menatap Sinb sangat tidak suka.

"Haha kau bilang kau mencintaiku? Tapi aku tidak mencintaimu dan tidak akan pernah!" ucap Taehyung tajam seraya menertawai Sinb.

"Tidak bisakah kau mencoba belajar untuk mencintaiku?" lirih Sinb, tetes demi tetes air matanya mulai keluar, mengalir membahasi pipinya.

"Jangan pernah bermimpi dan berharap! Itu tidak akan pernah terjadi! Cintaku hanya untuk Irene!" ucap Taehyung dengan nada yang sedikit tinggi.

"Tapi dia sudah pergi Taehyung-ah, kau harus bisa merelakan dan mengiklaskannya. Jangan terjebak... Aku disini untukmu." ucap Sinb yang membuat Taehyung berjalan kearahnya dengan marah.

"Kau siapa? Beraninya!" ucap Taehyung menunjuk Sinb, "Sudah ku bilang jangan pernah berharap dan bermimpi! karna itu tidak akan pernah terjadi, dan sekarang aku tambah membencimu! Karna kau datang kau menghancurkan hidupku, seharusnya aku menikah dengan orang yg aku cintai, tapi arghhh, aku benci!"

"Buka hatimu Taehyung-ah, dia sudah pergi dan tidak akan bisa kembali lagi." ucap Sinb yang membuat rahang Taehyung mengeras.

"Kau!" Taehyung geram, tangannya sudah bersiap akan melayangkan tamparan dipipi mulus Sinb.

I'm Sorry ; Kim Taehyung ✓Where stories live. Discover now