part 8

6.7K 733 92
                                    

Semua orang terkejut.
Semua atensi berpindah pada Chaeyoung.

"Chaeyoung!" tegur Mina

Bukannya menjawab, Chaeyoung malah semakin kuat menggenggam tangan Mina.

Mina tahu Chaeyoung takut saat ini.
Dia membalas genggaman erat gadis itu.

Chaeyoung menghembuskan nafas berlahan
"maaf atas kelancanganku. Aku hanya melindungi gadis yang akan menjadi masa depanku ini saja. Aku tidak ingin dia mati muda akibat kelelahan. Dia sudah cukup lelah akibat mengurusi sekolah. Dan tanggung jawab itu cukup besar untuk di umur kami seperti ini" ujar Chaeyoung

"Son Chaeyoung!" sekarang terdengar suara besar sang ayah. Dia cukup malu akibat sikap anaknya itu.

"maafkan aku appa. Aku hanya mencoba melindungi Mina. Karena kalian sudah memberiku tanggung jawab untuk melindunginya. Jadi aku tidak menyetujui keputusan Appa Myoui" jawab Chaeyoung.

Ayah Chaeyoung segera menatap Tn.Akira
"maaf Akira. Kau tidak usah mendengar ucapan puteriku. Kau bisa melakukan keputusanmu tadi"

Ayah Mina terlihat berpikir.
"baiklah Chaeyoung. Aku menerima keberatanmu itu karena masuk akal"

Chaeyoung menghela napas lega. Dia menatap Mina dengan senyuman kecil.

"tapi ingat" Tn.Akira kembali berbicara.
"Mina adalah satu-satunya pewarisku. Dia akan tetap menjalankan perusahaanku" sambungnya.

"aku tahu appa. Tapi saat aku menikahinya, aku yang akan menjalankan perusahaanmu. Aku tidak akan membiarkan Mina kelelahan" ujar Chaeyoung

"kau juga nanti akan kelelahan bodoh! Kau lupa kalau kau juga akan menjalankan perusahaan ayahmu juga?" terdengar suara Mina. Dan itu terdengar sedang memarahinya.

Chaeyoung menatap Mina
"dari pada aku yang melihatmu kelelahan. Aku lebih suka kau menungguku dirumah dan melayaniku setelah aku pulang dari kantor"

"ehem" terdengar suara deheman.

Chaeyoung menatap sang ibunda
"ada apa?" tanyanya bingung.

Chaeyoung menatap sekitarnya. Mata keluarganya dan juga calon keluarganya itu kenatap ke arahnya lagi.
Ayolah...
Apa dia tadi salah ucap?

Tiba-tiba Tn.Akira tertawa begitu juga istrinya. Sedangkan ayahnya hanya menatapnya tajam.

"kurasa Chaeyoung tidak sabar untuk segera menikahi Mina" ujar Tn.Akira

"kurasa begitu sayang" sambung istrinya.

"sebaiknya pernikahan kalian kita percepat menjadi bulan depan saja" ujar Tn.Akira lagi
"bagaimana Son?"

"kurasa itu ide yang bagus. Aku setuju" ujar Tn.Son
.
.
.
Chaeyoung menghempaskan tubuhnya di sofa setelah mereka tiba di apartement.

Tangan terangkat mengacak rambut sebahunya.

"Arghh! Ini gila" ujarnya frustasi

Mina hanya menatap Chaeyoung datar lalu mendudukkan tubuhnya disamping gadis itu.

"apa kau tidak berpikir dulu sebelum mengeluarkan pendapatmu?" terdengar suara Mina.

Chaeyoung mendengus. Di tatapnya gadis Jepang itu.
"aku hanya mencoba melindungimu. Seharusnya kau berterima kasih"

"Tapi kau kena omel appamu tadi"

"k..kau mendengarnya?" kaget Chaeyoung.

Mina mengangguk
"aku tidak sengaja mendengar. Bukan karena punya niat menguping"

Chaeyoung menghela napasnya. Disandarkanya kepalanya di kepala sofa. Mata menatap langit-langit apartement.

"aku sudah biasa menerima kemarahan appaku" lirih Chaeyoung

"apa tamparan tadi juga biasa bagimu?"

Chaeyoung melirik Mina sebentar
"Tidak. Itu pertama kalinya aku mendapat tamparan darinya. Mungkin karena aku membantah ucapan appamu tadi. Appaku sangat marah"

Mina menghela napasnya
"apa itu sakit?"

Chaeyoung mengernyit bingung.
"eoh?"

Bukannya mendapat jawaban dari mulut Mina. Justru sebuah elusan lembut yang Chaeyoung rasakan dipipinya.

Irama jantung kembali tidak normal.
Wajah Mina terlihat khawatir.

"ini masih merah" ujar Mina

"mm..i..ini..aku..tidak apa-apa" ujar Chaeyoung gugup

Mina menghentikan elusannya. Matanya kini menatap lekat iris mata Chaeyoung.

"biar kuambilkan kompres dulu" ujarnya sembari berdiri.
Tapi Chaeyoung malah menahannya dan menarik kembali Mina untuk duduk.

"tidak perlu Mina. Aku baik-baik saja" ujar Chaeyoung dengan senyumannya.

"huft..baiklah. sebaiknya sekarang kita istrirahat" ujar Mina lalu pergi ke kamar meninggalkan Chaeyoung.

Beberapa menit kemudian, Chaeyoung baru terlihat masuk ke kamar.
Ya..
Dia butuh waktu menormalkan kembali detak jantungnya.

Mata langsung menangkap tubuh Mina yang sudah terbaring diatas ranjang dengan pakaian yang sudah terganti.

Dengan berlahan Chaeyoung masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian dan mencuci mukanya.
Setelah itu barulah dia mengambil tempatnya disamping Mina.

Dia lagi-lagi tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya full akan sesuatu.
Tubuh hanya terlentang sembari menatap langit-langit kamar.

"kenapa belum tidur?" suara Mina mengagetkan Chaeyoung.

"k..kau belum tidur?"

Mina memutar tubuhnya yang sebelumnya memunggungi Chaeyoung.

"tidurlah ini sudah malam" ujar Mina lagi

"aku tidak bisa tidur" jawab Chaeyoung

"apa karena bekas tamparan itu terasa nyeri hingga kau tidak bisa tidur?" tanya Mina

Chaeyoung sedikit terkekeh. Dia menatap Mina
"ani Mina. Aku hanya memikirkan hal lain"

Mina menghela napasnya lalu mendekat ke arah Chaeyoung. Tangan terangkat mengelus pipi Chaeyoung bekas tamparan tadi.

"Tidurlah Chaengi"

Deg..deg...deg...
Oh astaga..
Mina tahu cara membunuh dirinya secara berlahan.

Chaeyoung memegang tangan Mina yang berada di pipinya. Lalu merubah posisi tidurnya hingga berhadapan dengan gadis itu.

"terima kasih" ujar Chaeyoung berusaha bersikap biasa.

"tidak. Justru aku yang seharunya berterima kasih padamu karena telah membantuku tadi. Terima kasih" ujar Mina lalu melepas kan tangannya yang masih di genggam Chaeyoung.

Kini tangan itu berpindah melingkar di pinggang si gadis Son.
"aku mengandalkanmu mulai sekarang" bisik Mina sebelum dia menyembunyikan wajahnya di cecuruk leher Chaeyoung.

Deg..deg..deg...
Jantung Chaeyoung semakin menggila.
Wajahnya memanas tanpa sebab.

"apa kau benar-benar menyukaiku?" terdengar suara Mina lagi. Chaeyoung sangka gadis itu sudah tertidur.

"jantungmu" Mina mendongak keatas untuk menatap Chaeyoung akibat posisi mereka.

"wa...wae?"

"apa normal jantung berdegup sekencang ini?"

"a..apa kau harus bertanya jika tahu jawabannya?"

Mina diam-diam tersenyum lalu kembali ke posisi awalnya. Siapa yang sangka jika memeluk seseorang saat tidur seperti ini terasa nyaman?

"aku suka mendengar detak jantungmu" ucap Mina lagi sembari mempererat pelukannya.

"sepertinya aku akan mati muda" terdengar gumaman Chaeyoung membuat Mina kembali tersenyun.

"Chaeyoung bodoh!"ucap Mina sepelan mungkin

_continue_
.
.
.
Tinggalkan jejak 👣

My Girl ✔Where stories live. Discover now