18 - Siapa?

899K 65.2K 11.1K
                                    

Ting!

Zea menaikan salah satu alisnya saat ponselnya terus berdering menandakan banyak notifikasi yang masuk.

Fino Alvian
Zea lagi apa?
Lagi belajar ya??
Belajar mata pelajaran apa?
read.

Fino. Laki-laki itu sejak seminggu yang lalu selalu menge-chat dirinya. Zea saja bingung Fino dapat line dia dari mana?

Memilih untuk tak membalas pesan lelaki itu. Zea kembali menatap ke papan tulis didepan.

Ting!

Ting!

Ting!

Zea berdecak sebal mendengarnya. Lalu kembali melihat ponsel.

Fino Alvian
Gue tau kok lu on. Kenapa gak bales chat gue? Memangnya ada yang salah?

Fino Alvian
Zea. Balas chat gue.

Fino Alvian
Di read doang ya.
read.

Serius deh. Fino ini aneh banget. Sejak awal sudah sksd sama Zea. Lalu suka menanyakan hal yang tidak jelas. Kalau tidak dibaca, dia akan spam Zea. Kalau hanya dibaca, dia akan banyak protes.

Belum lagi dia sering menelpon Zea, yang tentunya ia reject.

Sebenarnya Zea sudah merasa risih dan tidak nyaman jika terus menerus seperti ini.

Fino Alvian
Jangan sombong. Sok jual mahal. Balas gue, sialan.

Fino Alvian
Kenapa sih? Bales gue aja susah banget? Apa karena gue jelek? Karena gue gak seganteng cowok idaman lo?

Merasa muak, Zea mem-block line Fino-Fino itu. Sudah ya, ia malas sekali berurusan dengan Fino.

Menghiraukan kejadian tadi, Zea tetap melanjutkan pembelajaran hingga bel istirahat berbunyi dengan nyaring.

"Ayo ke kantin," ajak Karissa kepada mereka. Selina mengangguk dengan semangat, "Ayo!! Kan nanti ada Kak Ares and Calderioz yang nunggu Zea HAHAHA!!"

Dengan kasar Zea menoyor jidat Selina. "Apaan si lu cabe pangkalan. Diem aja deh."

"Ah sok lu! Bilang aja baper ye kan? Ah cie-cieee," ejek Selina sambil menyenggol lengan Zea.

Tak mau membalas perkataan Selina yang tak ada habisnya, Zea memilih untuk mulai berjalan ke arah kantin.

Namun beberapa saat kemudian, ia memilih untuk belok ke kiri. Memasuki ruang toilet perempuan.

"Zea mau kemana??" tanya Serra. "Mau kuncir rambut dulu bentar," balasnya.

"Ih, nanti ngantri makananya keburu rame. Ada-ada aja deh lo," keluh Selina sambil cemberut.

"Lah emang siapa yang suruh lu pada nungguin gue? Kalo mau duluan, ya duluan aja. Bentar doang kok, nanti gue langsung nyusul."

"Yaudah nih ya gue duluan. Bye." Selina membalas dengan cepat, lalu dia langsung menarik lengan Karissa, Serra, dan Cleo mengikuti langkah kakinya.

Melihat kepergian mereka berempat, Zea mulai masuk ke dalam toilet. Lalu dia menguncir rambutnya.

Namun tiba-tiba ia melihat ada sekelibat bayangan secepat kilat yang lewat dibelakangnya. Cepat-cepat ia menoleh kebelakang, untuk melihat apa atau siapakah itu.

Tidak ada siapa-siapa.

Zea tak menghiraukan hal tersebut, sampai tiba-tiba lampu toilet menjadi nyala hidup. Kadang terang dan gelap. Ia jadi bingung apa yang terjadi.

ANTARESWhere stories live. Discover now