20 - 10 Hari?

876K 64.2K 18.8K
                                    

Secepat mungkin Zea mengambil tali yang tadi telah ia lepaskan. Berpura-pura mengikat tangannya kembali ke belakang tiang agar Fino tak curiga.

"Sebentar lagi. Gue bakal rusakin dia hahaha."

"Bagi? Gue duluan lah! Liat aja nanti."

"Udah ya, jangan ganggu gue mau seneng-seneng dulu."

Samar-samar suara Fino yang kian mendekat terdengar oleh Zea. "Sialan. Dikira gue barang apa?!" keluhnya sambil mengepalkan tangan.

Ceklek!

Suara pintu terbuka, terlihat Fino yang masuk ke dalam ruangan sambil tersenyum menjijikan.

"Maaf kelamaan. Udah nungguin ya?" tanyanya sambil tersenyum senang.

"Sarap nih orang."

"Apa?!" bentaknya. "Apaan sih orang gue gak ngomong apa-apa juga!" balas Zea dengan galak saat keberaniannya yang tadi telah hilang muncul kembali.

"Ohh, udah berani ngelawan sekarang hah?!" kata Fino mendekati Zea lalu mencengkram pipinya dengan kencang, lagi.

"Sadar diri, Zea. Bahkan di saat lo udah terpojokkan pun lo masih sombong. Lo emang pantes buat dirusak!" desisnya tepat ditelinga Zea.

"Lo sampah."

PLAK!

Gadis itu memejamkan kedua matanya. Merasakan pipi yang kian memerih, sambil berusaha mengatur napasnya.

Nih cowok kenapa minta diuleg sih?

Fino berdiri tegap, "Gue bener-bener nyesel suka sama lo, Ze. Menyedihkan saat tau kalau gue gak bisa buat melupakan lo."

"Dan, lihat sekarang. Ini hasilnya. Siapa suruh lo gak mau terima gue?"

Berceloteh sendirian, Zea sama sekali tak mau mendengarkan.

Laki-laki membuka tas ranselnya, lalu mengeluarkan sebotol kecil air mineral dan juga sebuah serbuk atau racikan yang Zea tak tahu itu berisi apa.

Dengan perlahan ia membuka plastik serbuk tersebut, memasukannya kedalam botol lalu mengaduknya.

"Minum."

"Gak."

"Gue bilang minum!"

Zea memutarkan kedua bola matanya, ia tahu isinya pasti obat-obatan tak benar yang akan menjerumuskan dia ke hal tidak baik.

"Just shut the fuck up, Fin. Gue muak dengerin lo tau gak?" ketusnya sambil mengerutkan alis.

"Sialan lo ya. Minum sekarang!! GAK ADA PENOLAKANN!!" Fino mengambil posisi disebelah Zea lalu dengan paksa mencekokan bibir botol ke dalam mulutnya.

Kesal. Zea menendang perut Fino dengan kencang.

Ih, bikin emosi aja loh nih orang.

Bangkit kembali, Fino menjambak rambut belakang Zea sampai gadis itu berdongak dan kembali memaksanya.

"What the—"

BUGH!!

Fino terlembar jauh dari tempat asalnya berdiri. Menormalkan penglihatannya beberapa kali, lalu melihat orang yang sudah menendangnya.

"A—ares?!" Gemetar dan pucat pasi. Fino tak bisa berkata-kata lagi. Mungkin hidupnya akan berakhir saat ini juga.

Dilihatnya laki-laki itu melepaskan jaket kulit hitam bertuliskan Calderioz miliknya, berjalan pelan menghampiri Zea dengan tatapan mata yang tak lepas memandang Fino dengan sangat teramat tajam.

ANTARESWhere stories live. Discover now