35 - Yah Jatuh

940K 64.3K 32.7K
                                    

gak usah terharu, aku emg sebaik itu. sama-sama bebs🙆

chapter super panjang buat readers setia yang meramaikan lapak ini😱

***

Suara yang begitu menggelegar terdengar ke seluruh penjuru ruangan, memberhentikan Ares yang sedang memilih pakaian ganti.

Zea melayangkan tatapan, seolah berkata 'Ini suara apaan?' kepada laki-laki itu.

"Ck! Lupa kan gue!" Dengan cepat meraih kemeja putih slim fit lengan panjang yang tadi ia buang begitu saja ke lantai, lalu mengenakannya.

"Gak jadi ganti?" Ares menggelengkan kepala. "Tadi suara apa?"

"Artinya kita harus kumpul di ruang keluarga besar. Tiap acara keluarga pasti diakhiri seperti ini." Zea mengangguk paham.

"Ya—yaudah. Gue tunggu disini, kan?"

Ares menatapnya seakan gadis itu sudah melakukan dosa besar. "Kenapa harus nunggu disini kalau lo bisa ikut gue?"

Ya iya juga sih, tapi kan...

"Ayo." Zea berjalan dibelakang Ares sambil menunduk. Masalahnya dia akan pergi ke ruangan yang isinya adalah full team Aldevaro's family. Ia memang sudah bertemu Diana, Athena, Sandra, dan beberapa sepupu Ares yang lain. Namun bagaimana dengan Opa, papa, juga om atau tante dari laki-laki itu? Zea bergidik membayangkannya.

DUG!

Gadis itu meringis pelan, "Kok berhenti tiba-tiba sih?!" keluhnya mengelus kening.

Tolong pake banget, punggung Ares  memang tidak sekeras batu, tapi tetap saja berhasil membuat kepala Zea berdenyut.

"Gue mau berhenti. Pake announcement gitu? Sekalian pake toa gak?" Zea menyipitkan matanya, melirik Ares yang sedang tertawa dengan kesal.

Nih si buto ijo aslinya ngeselin juga ya. Dari kemaren gue taunya cuma galak, arrogant, dan otoriter. Ternyata suka iseng!

"Kenapa?!" ketus Zea, meskipun kesal tapi pasti ada alasan kenapa tiba-tiba Ares berhenti.

Ares yang sudah memutarbalikan badannya melihat gadis itu, Zea yang  ditatap dari atas ke bawah pun semakin jengah. "Ngapain sih? Bikin orang kesel mulu kerjannya."

Lagi-lagi Ares terlihat ingin tertawa, tapi kali ini ia menahannya. "Gak mau—rapiin dulu?" katanya sambil menunjuk Zea.

Zea melirik penampilannya. Masih tak mengerti, ia balas menatap Ares curiga. "Ngomong yang jelas dong, masa setengah-setengah gitu."

"Ini loh—" Ares merapikan rambutnya perlahan, "Gak mau dirapiin?" lanjutnya.

Ah, Zea mengerti. Pasti penampilannya kacau sekali karena tadi.

Buru-buru Zea membenahi dirinya. Bertanya pada Ares pendapat laki-laki itu, "Udah belom?"

Ares memicingkan matanya, menatap Zea secara keseluruhan untuk menilai. Bahkan tangan kokohnya mengusap dagunya dengan berlebihan, "Udah, yuk."

***

Salah satu maid membukakan double door yang berdiri dengan kokohnya, lalu membungkuk hormat.

Pintu terbuka dengan sempurna. Seluruh pasang mata menghadap ke arah mereka. Sangat disayangkan, kedatangan yang sedikit terlambat justru membuat mereka menjadi pusat perhatian.

ANTARESOnde histórias criam vida. Descubra agora