#12 Term of Reference

28K 4.1K 638
                                    

"Sometimes the heart sees what is invisible to the eyes." Jackson Brown

Waktu merangkak lambat pagi ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu merangkak lambat pagi ini. Kelas manajemen yang hanya berdurasi 2 SKS dikali 45 menit ternyata rasanya hampir seperti seharian penuh. Jarum jam di atas papan tulis yang jaraknya tak lebih dari lima meter di depanku terlihat seperti stuck di posisinya.

Aku tidak bisa berkonsentrasi. Sudah dua jam lebih kuliah berlangsung, tapi aku tidak merasa sedikit pun materi masuk ke dalam otakku. Aku bisa mendengar dosenku menjelaskan, tetapi tidak bisa menangkap pemahaman mengenai materi hari ini.

Dosen muda yang mengajar di depan kelas sudah berkali-kali menghapus papan tulis karena penjelasannya telah memenuhi seluruh bagian papan. Setelah menghapusnya, dia kembali menuliskan sesuatu yang tidak aku mengerti sama sekali.

Pandanganku menyebar ke depan tanpa fokus tertentu; membuatku merasa semakin tidak kondusif berada di kelas. Akhirnya, karena merasa tidak nyaman berada di kelas, aku memutuskan untuk meminta izin agar bisa keluar untuk menghirup udara segar sebentar.

Yah, udara ruangan ber-AC terkadang memang memabukkanku.

"Pak," panggilku sambil mengangkat tangan hingga membuat sosok di depan papan tulis menoleh. "Boleh saya ke toilet sebentar?"

Laki-laki itu tidak langsung menjawab. Dia mencuri pandang ke arlojinya, lalu kembali menatapku. "Sebentar lagi kelas saya selesai, bisa kamu tahan dulu? Saya harus me-review materi sebelum kuis pertemuan depan."

Ada dua tipe dosen di kampus ini-dan sepertinya berlaku juga di kampus lainnya.

Pertama, tipe dosen yang peduli terhadap mahasiswanya. Tipikal dosen seperti ini biasanya sangat memperhatikan mahasiswa, baik dari segi akademik maupun nonakademik. Tidak jarang dosen-dosen seperti ini menginterupsi kehidupan mahasiswa demi kebaikan mahasiswanya.

Kedua, tipe dosen yang masa bodoh dengan mahasiswanya. Tidak peduli seberapa besar mahasiswa mencoba untuk mendekati dan mencuri perhatiannya, dia tidak akan terpengaruh. Menyebut nama mahasiswa saja tidak pernah. Dosen-dosen seperti ini lebih suka mengingat NIM daripada nama. Menurutku, ini sedikit menjengkelkan.

Dari dua tipe dosen tersebut, pak Juni, dosen manajemen yang sampai saat ini masih menatapku setelah memberikan penjelasan singkatnya, termasuk ke dalam tipe dosen pertama. Seharusnya, dia tidak perlu repot-repot mengingatkanku untuk review karena pada dasarnya, aku sudah telanjur tidak fokus pada pertemuan kali ini.

Karena sudah telanjur diingatkan dan seluruh pasang mata elang di kelas menatapku dengan tajam, akhirnya aku memutuskan untuk tetap duduk di tempatku. "Baik, Pak. Terima kasih."

Detik berikutnya, aku merasakan seseorang mencolek lenganku dengan cukup keras.

"Lo ngapain sih dari tadi ngga merhatiin pak Juni malah nengok ke sana kemari ngga jelas?"

[1] Seminar ✔Where stories live. Discover now