#14 Girls' Night Out

26.7K 3.9K 963
                                    

"The best and most beautiful things in the world can't be seen nor even touched, but just felt in the heart." - Anne Sullivan

Aku menatap nanar pada seonggok beban tugas dan beberapa catatan yang tertera di layar laptopku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap nanar pada seonggok beban tugas dan beberapa catatan yang tertera di layar laptopku. Sepertinya progres selalu berjalan dan berkembang-satu per satu pekerjaan terselesaikan, tetapi aku heran.

Kenapa komposisi desktopku seolah tidak pernah berubah dari hari ke hari?

Daftar beban tugas seminar selalu menghiasi desktop setiap aku menyalakan dan mematikan laptop. Daftarnya selalu kuperbarui tiap hari, tetapi perubahannya tidak begitu terlihat nyata.

Bukankah ini aneh?

Teman-temanku yang melihat desktopku selalu merespon dengan takjub seolah aku benar-benar orang penting dan selalu sibuk dengan catatan-catatan yang ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teman-temanku yang melihat desktopku selalu merespon dengan takjub seolah aku benar-benar orang penting dan selalu sibuk dengan catatan-catatan yang ada. Padahal aku tidak lebih dari seorang yang selalu dituntut dan dituntun untuk bekerja sempurna oleh Jaehyun.

Sudah berbulan-bulan berlalu sejak keluarnya surat keputusan rektor untuk BPH dan koordinator seminar ini, yang artinya kita sudah hampir sampai pada pelaksanaan seminar. Selama itu pula aku mulai terbiasa dengan cara kerja Jaehyun sehingga kini aku lebih mampu mengimbanginya. Beberapa hal sudah terasa selaras jika dijalankan bersamanya.

"Rin, itu di kamar mandi ada sikat gigi masih baru banyak banget, punya siapa aja?"

Dayeol keluar dari kamar mandi setelah bermenit-menit bertapa di dalamnya-katanya buang air besar.

"Punya gue semua."

"Kok banyak?"

Gadis itu merangkak naik ke tempat tidurku sementara aku masih duduk di kursi belajar sambil berkutat dengan file-file yang menyibukkan di dalam laptopku.

"Antisipasi buat tamu-tamu tak diundang yang kebiasaan ngga bawa sikat gigi kalo mau nginep di tempat orang."

Dayeol terkekeh. "Bisa aja lo."

Aku menoleh sebentar padanya untuk memastikan apa yang sedang dilakukannya.

Malam ini Dayeol menginap di rumahku. Dia ingin mengerjakan revisi alokasi rencana anggaran di sini karena tidak bisa mengerjakannya di rumah. Terlalu sepi, katanya; orangtuanya sedang pergi ke luar kota.

[1] Seminar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang