Kembali fajar mengulang hari
Terlampau penjuru telah diberi tanpa menunggu teramini
Lambai daun masih bertasbih sirnakan doa meminta lebih
Semburat syamsu perlahan tersisih
Terhembus nafsu lestari pamrihTapak kaki berakar urat penuh nanah
Imani diri terselap fitrah diambang punah
Belenggu takdir kau ingkari dengan serapah
Hingga jasad tak lagi sedia untuk menyerahTersodomi alkulturasi insan profan duniawi
Makna sakral kau kebiri, samawi pun kau pungkiri
Terjejali hingar ilusi mematikan transendensi
Kepal bebal tak perduli
Babat habis hati nurani
Bertayamum bara api, niat menuntut berbalut puji
Tersimpuh mengepal angkuh, wujud sujud tak ada lagi
Derai berderai.. linang berlinang.. rintih merintih.. sesak terisak...
Asu rakus terbius ambisi!Tidurlah tidur
Temui sadar di dalammu
Terbunuh aku menyeluruh tunduk hamba nafsku gemuruh
Meronta kecewa sajian paduka
Tersayat hasrat mengadu kuat
Terpasung sekap kendali sikap
Mendekam muram terlatih diam
Merajam pinta menjadi duka hingga semua rasa tak lagi terasa
Kini ku capai nadir kawula menyingkir menyisakan lafadz yang tak kan berakhirManunggaling kawulo gusti
Hamba menunggu bertemu mati
BẠN ĐANG ĐỌC
Diam
Ngẫu nhiênPada akhirnya, kata hanyalah sebuah kata. Seperti buih dilautan yang tak ada artinya.